Ekonomi Anjlok hingga 40 Persen, Singapura Resmi Alami Resesi
Ini jadi resesi terburuk di Singapura sejak 1965
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kendati disebut-sebut sukses mengatasi pandemik COVID-19, namun perekonomian Singapura tak luput dari resesi. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) pada Selasa (14/7/2020), Negeri Singa secara teknis resmi memasuki resesi ekonomi. Harian Mainichi Shimbun Jepang menyebut pertumbuhan GDP di dua kuartal terus mengalami angka negatif.
Institusi itu menyebut ekonomi Singapura terkoreksi per tahun (YoY) 12,6 persen memasuki kuartal kedua tahun 2020. Padahal, di kuartal pertama, perekonomian Singapura sudah mengalami penurunan 0,3 persen.
MTI mengatakan GDP di kuartal pertama mengalami angka negatif karena pemerintah menerapkan semi lockdown yang disebut "Circuit Breaker."
Kebijakan itu berlaku mulai dari 7 April hingga 1 Juni 2020 lalu yang bertujuan untuk mencegah penyebaran pandemik COVID-19. Selain itu, rendahnya permintaan dari luar turut berkontribusi terhadap angka GDP yang negatif ini.
Apa lagi yang menjadi kontributor Singapura resmi memasuki resesi?
Baca Juga: Sudah Batal di 4 Negara, Formula 1 di Singapura Juga Tak Jadi DigelarÂ
1. Pandemik COVID-19 sebabkan Singapura alami resesi terburuk sejak 1965
Berdasarkan prediksi MTI, dalam satu tahun penuh Singapura akan mengalami kontraksi antara minus 7 persen dan minus 4 persen. Laman CNBC menyebut adanya semi lockdown yang diberlakukan pemerintah justru memperburuk situasi bisnis di Negeri Singa khususnya konsumsi domestik. Apalagi permintaan dari luar Singapura juga menurun karena perekonomian global juga anjlok akibat COVID-19.
Dalam catatan CNBC, ini menjadi resesi terburuk bagi Singapura sejak mereka merdeka tahun 1965.
Baca Juga: Pandemik Masih Tinggi, Singapura Tak Anjurkan Warganya ke Luar Negeri