TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Strategi Retargeting Ads untuk Kembangkan Bisnis, Cobain!

Jangan lupa pantau hasil konvensi iklanmu

ilustrasi pria melakukan strategi Retargeting Ads (unsplash.com/mjessier)

Jakarta, IDN Times - Membangun strategi digital marketing dapat dilakukan melalui retargeting. Dipromosikan lewat iklan berbayar (ads), strategi retargeting berfungsi mengincar calon pelanggan potensial yang telah mengenal dan familiar dengan bisnismu.

Strategi retargeting ads cukup populer dalam online marketing sebab mampu meningkatkan konversi penjual, lead generation, hingga brand awareness. Mengimplementasikan prinsip kerja pixel-based, strategi ini dijalankan melalui data-data pelanggan yang pernah berinteraksi dengan website.

Google Ads dan Facebook Ads merupakan tools strategi retargeting ads yang cukup populer dan banyak diminati. Bila kamu tertarik mengembangkan bisnis, coba sembilan strategi retargeting ads berikut ini.

Baca Juga: 7 Perbedaan Pemasaran Online dan Offline, Lebih Efektif yang Mana?

1. Kenali konsumen

Strategi Retargeting Ads dengan mengenali konsumen (pexels.com/liza-summer)

Mengenali konsumen potensial dari bisnismu merupakan salah satu strategi retargeting ads yang utama. Dengan begitu, kamu bisa menyesuaikan iklan yang ditampilkan pada calon konsumen dengan segmentasi mereka.

Alhasil, kamu bisa membangun jenis iklan persuasif yang menekankan produk atau layanan yang sebelumnya dilihat konsumen saat mengunjungi website.

2. Tetapkan goals atau campaign objective

Strategi Retargeting Ads dengan menetapkan goals atau campaign objective (unsplash.com/jasongoodman_youxventures)

Sebelum memulai strategi retargeting ads, kamu menentukan tujuan yang ingin dicapai terlebih dahulu, misalnya meningkatkan traffic dan menambah konversi penjualan. Dengan begitu, kamu bisa menyesuaikan perencanaan strategi retargeting ads dengan campaign objectives-mu.

Bila tujuan yang ingin kamu capai adalah meningkatkan traffic, kamu bisa menyematkan tautan yang mengarah ke homepage website pada call to action (CTA). Namun bila kamu menjalankan strategi retargeting ads demi meningkatkan konversi penjualan, pada CTA dapat ditambahkan tautan yang menuju ke laman pembelian atau etalase produk.

Baca Juga: 5 Manfaat Segmentasi Pasar, Penting biar Jualan Kamu Makin Laris!

3. Tentukan jangka waktu

Strategi Retargeting Ads dengan menentukan jangka waktu (pexels.com/olyakobruseva)

Usai menjalankan strategi retargeting ads, tentunya konversi penjualan tidak langsung meningkat begitu saja. Dibutuhkan waktu agar strategi diterima oleh konsumen dan mempengaruhi mereka untuk membeli produk yang kamu tawarkan.

Jangka waktu yang ideal untuk mengatur retargeting ads adalah 30-90 hari. Usai jangka waktu tersebut, kamu bisa menilai jenis retargeting ads yang menghasilkan konvensi penjualan terbanyak di website.

4. Rencanakan anggaran biaya

Strategi Retargeting Ads dengan merencanakan anggaran biaya (pexels.com/karolina-grabowska)

Saat hendak melakukan strategi retargeting ads, sebaiknya kamu merencanakan anggaran biaya supaya dana yang kamu keluarkan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Perencanaan anggaran ini bisa diawali dengan memperkirakan bujet terkecil dari iklan, lalu beralih ke bujet yang lebih besar berdasarkan hasil konversi penjualan yang didapatkan.

5. Lakukan eksperimen iklan

Strategi Retargeting Ads dengan melakukan eksperimen iklan (freepik.com)

Agar strategi retargeting ads dapat beroperasi secara optimal, ada baiknya kamu melakukan eksperimen iklan. Kamu bisa memasang iklan secara rutin dengan jangka waktu 2-3 hari per iklan.

Bila penerapan strategi retargeting ads ini menunjukkan respons positif, maka kamu bisa menambah durasi untuk jenis iklan yang sama ke depannya. Namun, bila hasil yang didapatkan cenderung negatif, tak ada salahnya kamu mengganti jenis iklan dan menyesuaikannya dengan segmentasi dan preferensi konsumen.

Baca Juga: 5 Tips Mengatur Keuangan yang Bisa Diterapkan Mulai Sekolah

6. Pilih Call to Action (CTA) yang menarik

Strategi Retargeting Ads dengan memilih Call to Action (CTA) (pexels.com/anton-8100)

Menambahkan call to action (CTA) pada iklan dapat menarik minat calon konsumen untuk mengakses tautan website. Strategi retargeting ads ini dipergunakan sebagai media dalam mendapatkan feedback langsung dari konsumen yang ditargetkan.

Supaya calon konsumen dapat mengenali CTA lebih mudah, sebaiknya kamu menempatkan CTA pada lokasi yang strategis. Tak hanya itu, mengaplikasikan warna dan desain yang mencolok membuat CTA mudah terlihat mata. Dengan begitu, calon konsumen merasa tertarik untuk mengecek website dan berlangganan produkmu.

7. Sesuaikan format visual iklan

Strategi Retargeting Ads dengan menyesuaikan format visual iklan (canva.com)

Strategi retargeting ads dengan format visual iklan yang menarik membuat calon konsumen tergoda untuk mengunjungi website. Kini format visual iklan dapat disesuaikan dengan segmentasi konsumen dan tujuan pemasaran. Ada tiga format visual yang sering dipilih, yakni collection, carousel, dan single image or video.

  • Collection

Format visual iklan dalam bentuk ini menampilkan lebih dari dua objek visual dalam setiap tampilan iklan, seperti foto maupun video.

  • Carousel

Carousel memiliki format visual iklan sebanyak dua atau lebih foto dan video dengan scroll behavior berupa swipe left and right alias geser.

  • Single image or video

Format visual iklan jenis ini menyajikan hanya satu foto atau video dalam satu unggahan iklan.

Baca Juga: Perbedaan Iklan Baris dan Iklan Kolom, Mana Lebih Efisien?

8. Gunakan copywriting yang persuasif

Strategi Retargeting Ads dengan menggunakan copywriting yang persuasif (freepik.com)

Tak hanya format visual yang menarik, strategi retargeting ads juga perlu didukung dengan copywriting yang persuasif. Pilih kata-kata yang berbobot tapi tetap kekinian sebagai deskripsi iklanmu.

Baca Juga: 7 Cara Mudah Membuat Tagline Iklan agar Produkmu Nempel di Ingatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya