TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PBB Ingin Negara Kaya Beri Rp7,6 Kuadriliun untuk Bantu Warga Miskin

PBB kutuk negara kaya yang persulit hidup orang miskin 

Ilustrasi bendera PBB (twitter.com/UNJamaica)

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengutuk negara-negara maju yang menghalangi pembangunan negara-negara miskin dengan meningkatkan suku bunga dan harga bahan bakar.

Dalam pidato KTT LDC (Negara Kurang Berkembang) di Doha pada Sabtu (4/3/2023), Guterres mengatakan negara-negara kaya harus menyediakan minimal 500 miliar dolar (sekitar Rp7,6 kuadriliun) per tahun. 

Guterres menjelaskan, langkah itu untuk membantu negara miskin, termasuk yang mengalami diplomasi jebakan utang, guna meningkatkan sektor ekonomi, kesehatan dan pendidikan mereka.

Baca Juga: PBB: Sistem Keuangan Global Hanya Menguntungkan Negara Kaya

Baca Juga: Presiden Prancis: KTT G20 Solidaritas Bantu Negara Miskin-Berkembang

1. Tidak ada perwakilan negara adidaya dalam KTT negara miskin 

Dilansir Al Jazeera, adapun dua negara termiskin yakni Afghanistan dan Myanmar tidak mengikuti KTT LDC ke-46. Ini karena pemerintahan mereka tidak diakui oleh anggota PBB. Sementara, tidak ada petinggi dari negara adidaya yang ikut hadir.

Saat KTT dimulai, Guterres langsung mengecam langkah negara-negara terkaya dalam memperlakukan negara miskin.

“Anda (LDC) mewakili satu dari delapan orang di Bumi. Saya sangat mengagumi upaya luar biasa Anda untuk mencapai kelulusan, dan mempertahankan kelulusan. Tetapi negara Anda juga terjebak dalam lingkaran setan yang membuat pembangunan menjadi sulit,” kata Guterres, dilansir Al Jazeera.

“Pembangunan ekonomi menjadi tantangan ketika negara-negara kekurangan sumber daya, tenggelam dalam utang, dan masih berjuang dengan ketidakadilan historis dari tanggapan COVID-19 yang tidak setara,” sambung dia.

Guterres juga menyoroti negara-negara kaya energi yang berkontribusi pada perubahan iklim. Menurutnya, biaya mitigasi iklim yang tinggi dan kurangnya bantuan keuangan jadi tantangan negara miskin dalam menghadapi situasi itu.

Baca Juga: Negara Miskin di COP 27: Negara Kaya Harus Bayar atas Kerusakan Iklim!

2. Negara miskin kena dampak perang Rusia-Ukraina 

Ilustrasi panen (unsplash.com/Darla Hueske)

Guterres mengatakan negara-negara miskin tertinggal dalam revolusi digital. Dia menambahkan, perang Rusia-Ukraina juga membuat harga makanan dan bahan bakar semakin meningkat.

“Sistem keuangan global kami dirancang oleh negara-negara kaya, sebagian besar untuk keuntungan mereka,” katanya. “Kehilangan likuiditas, banyak dari Anda dikunci dari pasar modal oleh suku bunga predator,” sambung dia. 

Oleh karena itu, kata Guterres, LDC membutuhkan anggaran minimum senilai $500 miliar (sekitar Rp7,6 kuadriliun) per tahun untuk membantu menyelesaikan masalah negara-negara miskin, membangun banyak industri yang menciptakan lapangan kerja dan membayar utang mereka.

Verified Writer

Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya