Begini Awal Mula BNI Membongkar L/C Fiktif Senilai Rp1,7 Triliun
Ada tiga orang dalam BNI yang ikut terlibat pembobolan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Keberhasilan Menkum HAM Yasonna Laoly membawa pulang tersangka kasus pembobolan kas BNI, Maria Pauline Lumowa kembali mengingatkan publik mengenai perkara yang telah merugikan negara Rp1,7 triliun itu. Salah satu yang berhasil ditangkap dan dijebloskan ke penjara adalah Adrian Herling Waworuntu.
Pada persidangan pada tahun 2005 lalu, Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis seumur hidup bagi Adrian.
Meski kembali jadi sorotan, namun tak banyak millennial yang tahu tentang kasus tersebut. Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk periode 2003-2008, Sigit Pramono, menceritakan tentang kronologi pembobolan kas BNI tersebut. Sigit sendiri menjabat sebagai Dirut BNI enam bulan setelah kasus itu terkuak.
Lalu, bagaimana awal mula kasus itu terbongkar?
Baca Juga: Strategi BNI Cegah Kasus Pembobolan Maria Pauline Lumowa Terulang
1. Kasus pembobolan BNI adalah transaksi ekspor impor
Sigit menjelaskan kasus pembobolan BNI ini berawal dari transaksi ekspor-impor. Pemilik PT Gramarindo Group, Maria Pauline, melakukan pencairan dana dari BNI lewat modus Letter of Credit (L/C) fiktif.
L/C adalah metode pembayaran internasional berupa komitmen membayar dari bank penerbit atas permintaan importir yang ditujukan kepada eksportir dengan menyatakan bank penerbit akan membayarkan uang setelah syarat-syarat dalam L/C dipenuhi.
"L/C ini, sebelum barang sampai ke importir, si pembuka L/C bisa menegosiasikan L/C-nya ke bank, ke BNI dan bisa dibayar lebih dulu sampai ketika barang itu naik ke kapal. Intinya dokumennya lengkap, kalau sudah lengkap dicek petugas bank bisa dibayarkan," tutur Sigit ketika berbicara dalam program "Ngobrol Seru" by IDN Times dengan topik "Melacak Pembobolan BNI Senilai Rp1,7 Triliun" pada Jumat, (10/7/2020).
Baca Juga: Maria Pauline Tertangkap, Eks Dirut BNI: Sulit Berharap Uang Kembali