TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ekspor Turun, Jokowi Peringatkan Menterinya: Hati-hati!

Jokowi minta ekspor ditingkatkan

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Bogor, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menggelar sidang kabinet paripurna bersama dengan Menteri Kabinet Kerja. Dalam sidang paripurna tersebut, Jokowi sempat membacakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang impor dan ekspor di Indonesia.

Dari data BPS, pada tahun 2019, ekspor di Indonesia mengalami penurunan sebesar US$8,6 miliar. Terkait ekspor yang terus menurun, Jokowi pun meminta menteri terkait untuk berhati-hati.

Baca Juga: Impor Migas Tinggi, Jokowi Ingatkan Jonan dan Rini

1. Jokowi minta menteri terkait hati-hati pada ekspor yang turun

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Dalam membuka sidang, Jokowi mengingatkan para menterinya untuk terus memperhatikan data yang diberikan oleh BPS, terutama masalah ekspor dan impor. Jokowi mengatakan, ekspor di Indonesia semakin menurun bersamaan dengan impor yang juga menurun.

"Ini data BPS. Ekspor Januari sampai Mei 2019, year on year turun US$8,6 miliar. Impor Januari sampai Mei juga turun US$9,2 miliar. Hati-hati, terhadap ini. Artinya neraca perdagangan kita, Januari sampai Mei ada defisit US$2,14 miliar," kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (8/7).

2. Jokowi minta menterinya agar angka impor tidak semakin tinggi di Indonesia

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Meski angka impor ikut menurun, namun impor di Indonesia masih terbilang tinggi. Jokowi pun menyampaikan agar menterinya juga memperhatikan kenapa angka impor di Indonesia masih cukup tinggi.

"Coba dicermati angka ini darimana, kenapa impor sangat tinggi. Kalau detailkan lagi migas juga naiknya gede sekali. Hati-hati di migas Pak Menteri ESDM, Bu Menteri BUMN, yang berkaitan dengan ini. Karena paling banyak ada di situ," ucap dia.

3. Jokowi minta menterinya melihat peluang besar untuk ekspor produk hingga pasar Amerika

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Terkait ekspor sendiri, ia meminta kepada menterinya untuk memanfaatkan peluang besar di antara terjadinya perang dagang saat ini. Menurut dia, kesempatan Indonesia untuk ekspor hingga ke pasar Amerika memiliki peluang yang besar.

"Kesempatan ekspor kita, apalagi ke Amerika, besar sekali. Dengan pengenaan tarif terhadap barang-barang produk dari Tiongkok, Cina, ini kesempatan kita untuk menaikan kapasitas dari pabrik-pabrik, industri-industri yang ada," terang Jokowi.

Jokowi melanjutkan, pemerinta seharusnya memberikan insentif terhadap peluang-peluang yang ada.

"Kalau kita rutinitas tidak memberikan insentif khusus bagi eksportir, baik yang kecil, besar, maupun sedang, ataupun insentif-insentif yang berupa bunga misalnya, sulit untuk mereka bisa nembus, baik pasar yang tadi saya sampaikann maupun pasar-pasar baru," jelasnya.

4. Jokowi inginkan izin investasi tak dipersulit

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Selain itu, Jokowi juga menyinggung masalah investasi di Indonesia yang masih sulit masuk. Ia mengatakan agar kementerian terkait memberi kemudahan kepada para investor.

"Sudah beberapa puluh kali saya sampaikan, investasi yang berkaitan dengan ekspor, yang berkaitan dengan barang-barang subtitusi impor, tutup mata, berikan izin secepat-cepatnya," kata Jokowi.

"Tapi kejadian yang ada di lapangan tidak seperti itu. Dari kementerian kehutanan misalnya, masih lama. Ini Pak 2apres biar cerita mengenai nikel yang kita perlukan tetapi berhenti sudah setahun lebih gara-gara lahan. Urusan kecil tapi ya ini menghambat," katanya lagi.

Baca Juga: Neraca Dagang Defisit, Ini Strategi Genjot Ekspor dan Tarik Investasi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya