TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi: Barang-barang Industri Indonesia Masih Banyak Impor

Jokowi ingin Indonesia manfaatkan teknologi

Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas pada Rabu (4/11/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyebutkan beberapa industri yang bertahan di tengah pandemik COVID-19, salah satunya adalah industri farmasi.

Meski begitu, Jokowi menyebut, hampir 80-85 persen industri farmasi di Indonesia masih impor. Ia pun meminta para CEO untuk berkolaborasi memanfaatkan produk dalam negeri.

"Farmasi kita melihat juga hampir 80-85 persen kitanya masih impor. Kenapa gak dilakukan di Indonesia?" kata Jokowi seperti yang disiarkan langsung di channel YouTube Harian Kompas, Kamis (21/1/2021).

Baca Juga: Soal Vaksinasi Mandiri, Jokowi: Jika Dibayar Perusahaan, Kenapa Tidak?

1. Jokowi sebut industri pangan juga banyak yang impor

Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas di Istana Merdeka pada Senin (19/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Selain industri farmasi, Jokowi menyebut, industri pangan juga bisa bertahan di tengah pandemik. Namun, ia kecewa karena komoditas barang-barang di industri ini juga banyak yang masih impor.

"Urusan gula yang masih impor jutaan, padahal kita memiliki lahan, kita memiliki resource semuanya. Kedelai, kita juga memiliki lahan yang sangat luas. Jagung yang masih impor jutaan ton masih harus diselesaikan. Bawang putih yang dulu kita tidak impor yang karena di NTB, karena di Wonosobo, Temanggung, dulunya menanam bawang putih, sekarang tidak karena kalah bersaing, ini juga yang harus dibenahi," ucap dia.

2. Jokowi ingin Indonesia manfaatkan teknologi untuk bantu industri

Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas pada Rabu (4/11/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Kendati, mantan Wali Kota Solo itu optimistis teknologi di Indonesia ke depan akan berkembang pesat. Terutama, untuk membantu industri-industri di Tanah Air.

"Kita memiliki kesempatan besar dalam membangun industri hulu sampai hilir, untuk mobil listrik lewat lithium battery yang nikelnya kita miliki. Saya kira peluang-peluang seperti ini yang harus kita lihat dan harus didorong, agar segera bisa kita laksanakan dan memberikan kontribusi yang besar bagi negara," kata Jokowi.

3. Jokowi lihat peluang produk hijau di Indonesia

Presiden Jokowi hadiri KTT ke-37 ASEAN pada Kamis (12/11/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Untuk jangka panjang, Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki kekuatan green product dan green economy. Menurut dia, semua negara kawasan sudah mulai menerapkan undang-undang untuk membuat green product yang semakin berkembang pesat.

"Saya lihat green product akan berkembang, baik yang low carbon, resource efficient, socially inclusive, semuanya. Kesetaraan sosial mengurangi risiko lingkungan, efisien sumber daya, ini yang akan berkembang, dan kita sekali memiliki kesempatan yang besar juga masuk ke produk hijau dan ekonomi hijau ini, baik dari sisi produksi, distribusi, dan konsumsi, semuanya," terang dia.

Produk hijau dan ekonomi hijau semakin pesat, menurut Jokowi, karena ke depan kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup semakin tinggi. "Ini akan berpengaruh semua terhadap ekonomi, terhadap bisnis global dan tentu saja akan berpengaruh terhadap ekonomi kita," lanjutnya.

Baca Juga: Jokowi: Kita Ada Kekuatan Vaksinasi COVID-19, Negara Lain Gak Punya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya