TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi: Setiap Pagi, Saya Sarapannya Angka-angka

Jokowi sebut konsumsi ekonomi sudah mulai naik

Jokowi dalam Rapat Terbatas yang dilaksanakan di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (21/7/2020) (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo kembali memaparkan tentang krisis ekonomi dunia akibat pandemik virus corona atau COVID-19. Jokowi menyampaikan, negara-negara di dunia yang terdampak wabah virus corona mengalami kontraksi ekonomi, tidak hanya Indonesia.

Dengan rutin melihat perkembangan ekonomi di Indonesia dan dunia, mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun akhirnya selalu sarapan angka setiap harinya. Jokowi menyebut hal itu yang membuatnya berbeda dengan sarapan-sarapan pada umumnya.

"Saya senang, setiap pagi saya dapat angka-angka, setiap pagi sarapannya angka. Kalau Bapak, Ibu sarapannya nasi goreng atau roti, saya sarapannya angka-angka setiap hari," ujar Jokowi di acara Penyerahan Dana Bergulir untuk Koperasi dalam Pemulihan Ekonomi Nasional yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (23/7/2020).

Baca Juga: Pulihkan Perekonomian, 3 Negara ASEAN Bersatu Hadapi Dampak Pandemik 

1. Jokowi mengatakan peredaran uang membantu daya beli masyarakat

Dok.Biro Pers Kepresidenan

Meski ekonomi sedang mengalami krisis, namun Jokowi merasa senang sudah ada angka-angka yang menunjukkan hal positif. Dia mengatakan konsumsi menunjukkan ekonomi Indonesia sudah mulai naik.

"Mungkin peredaran uang di bawah karena ada BLT desa, bansos tunai, bansos sembako itu akan sangat mempengaruhi daya beli dan konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat," kata Jokowi.

2. Jokowi sebut pertumbuhan ekonomi dunia dinamis dan berubah setiap bulannya

Kontraksi ekonomi akibat COVID-19 berdasarkan data Kementerian Keuangan. (IDN Times/Arief Rahmat)

Jokowi juga menceritakan tentang dirinya yang dihubungi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) beberapa minggu lalu. Data OECD menyebutkan bahwa perekonomian dunia diprediksi akan tumbuh hingga minus 6 dan minus 7,6 persen.

"Gambaran apa yang ingin saya sampaikan? Bahwa setiap bulan selalu berubah-beruabah, sangat dinamis dan posisinya tidak semakin mudah tapi makin sulit, -2,5 ganti sebulan berikutnya jadi -5, sebulan berikutnya jadi -6 sampai -7 persen, gambaran kesulitannya seperti itu," paparnya.

Baca Juga: Tiongkok akan Geser AS Jadi Negara dengan Perekonomian Terkuat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya