TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Resmikan Holding Pelindo di Labuan Bajo, Jokowi: 7 Tahun Saya Tunggu

Jokowi harap daya saing Indonesia semakin baik

Peresmian Penggabungan Pelindo dan Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo pada Kamis (14/10/2021). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo meresmikan penggabungan atau holding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jokowi telah menantikan penggabungan Pelindo sejak tujuh tahun.

“Tujuh tahun yang lalu sudah saya perintahkan saat itu ke Menteri BUMN, ke seluruh Direktur Utama Pelindo 1, Pelindo 2, Pelindo 3, Pelindo 4 untuk segera mengholdingkan Pelindo ini. Saya tunggu-tunggu 7 tahun gak terealisasi. Sudah dimulai, oke kalah, gak diholdingkan transisinya ada virtual holding, dilakukan virtual holdingnya tapi belum-belum ketemu,” kata Jokowi seperti yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (14/10/2021).

Baca Juga: 10 Potret Baim Wong di Labuan Bajo, Syuting Sambil Liburan

1. Jokowi bersyukur penggabungan Pelindo akhirnya terealisasi

Peresmian Penggabungan Pelindo dan Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo pada Kamis (14/10/2021). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Dengan meresmikannya penggabungan Pelindo hari ini, Jokowi bersyukur dan akhirnya hal yang ia tunggu-tunggu terealisasi juga.

“Hari ini alhamdulillah tadi sudah disampaikan oleh Dirut Pelindo Pak Arif sudah terjadi Pelindo 1, Pelindo 2, Pelindo 3, Pelindo 4 menjadi PT Pelindo atau PT Pelabuhan Indonesia,” ucap dia.

2. Jokowi sebut biaya logistik Indonesia tertinggal dari negara-negara lain

Peresmian Penggabungan Pelindo dan Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo pada Kamis (14/10/2021). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jokowi mengatakan biaya logistik di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara tetangga. Dia mengungkapkan biaya logistik di negara-negara lain hanya 12 persen, sementara Indonesia masih 23 persen. Jokowi menilai ada yang tidak efisien terkait hal itu.

“Oleh sebab itu, kenapa dibangun infrastruktur baik itu jalan, baik itu pelabuhan, baik itu airport, karena kita ingin produk-produk kita, barang-barang kita bisa bersaing kalau kita adu kompetisi dengan produk-produk negara lain,” terang Jokowi.

Baca Juga: Ogah Ekspor Bahan Mentah, Jokowi Tak Mau RI Cuma Jadi 'Tukang Gali'

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya