TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tarif KRL Diusulkan Naik dari Rp3 Ribu Jadi Rp5 Ribu pada 1 April

Apa alasannya ya?

Suasana KRL jurusan Tanah Abang-Parung Panjang, Jumat (10/7/2020) (IDN Times/Herka Yanis).

Jakarta, IDN Times - Tarif kereta rel listrik (KRL) diusulkan naik dari Rp3 ribu menjadi Rp5 ribu per 1 April 2022. Kasubdit Penataan dan Pengembangan Jaringan Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, Arif Anwar, mengatakan pihaknya tengah mengkaji hal itu.

Arif menerangkan usulan kenaikan tarif KRL merupakan hasil survei pemerintah pada kemampuan membayar (ability to payment) dan kesediaan pengguna untuk membayar (willingness to pay) kereta api perkotaan.

"Kita akan usulkan penyesuaian tarif kurang lebih Rp2 ribu pada 25 km pertama. Jadi kalau yang semula sebesar Rp3 ribu untuk 25 km, ini jadi Rp5 ribu. Ini masih didiskusikan," kata Arif dalam diskusi secara daring, Rabu (12/1/2022).

Baca Juga: Pengguna KRL Meningkat Sepanjang Oktober 2021

1. Tarif 25 km pertama naik menjadi Rp5 ribu

Suasana KRL jurusan Tanah Abang-Parung Panjang, Jumat (10/7/2020) (IDN Times/Herka Yanis).

Kemudian, Arif menyampaikan, tarif KRL diusulkan naik Rp2 ribu atau menjadi Rp5 ribu untuk perjalanan 25 kilometer pertama. Sedangkan, untuk 10 kilometer berikutnya tetap dikenakan tambahan tarif Rp1.000.

"Kami sampaikan gambaran umum kegiatan kami, kereta api ini sangat diperlukan masyarakat. Khususnya masyarakat ekonomi menengah ke bawah, maka konsekuensinya tarif harus sesuai dengan kemauan dan kemampuan masyarakat," ujar Arif.

2. Kenaikan tarif disesuaikan dengan kemampuan membayar warga Jabodetabek

Ilustrasi Gerbong KRL (Instagram.com/@ariefwismansyah)

Arif menuturkan, kenaikan tarif KRL ini juga disesuaikan dengan kemampuan masyarakat di Jabodetabek. Dia menambahkan, dari hasil survei rata-rata kemampuan membayar masyarakat untuk biaya penggunaan KRL sebesar Rp8.486. Sementara kesediaan membayar masyarakat pada moda KRL sebesar Rp4.625.

"Tingkat inflasi tentunya berpengaruh kepada pengoperasian KRL Jabodebtebk, peningkatan anggaran kebutuhan kewajiban pelayanan publik juga naik, naik dari tahun ke tahun. Kita juga melihat bahwa kenaikan UMP juga sudah beberapa kali, kenaikan ini juga jadi latar belakang perlunya ada penyesuan tarif," jelas dia.

Baca Juga: Perumnas Gandeng KAI Bangun Stasiun Baru di Kawasan TOD

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya