TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anggaran Jumbo untuk Kemiskinan Tak Efektif? Ini Kata Airlangga

Airlangga sebut sudah tepat sasaran

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Airlangga Hartarto (dok. Youtube Kemenko Maritim dan Investasi)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan bahwa anggaran untuk penanganan kemiskinan sudah tepat sasaran, misalnya yang dalam bentuk program perlindungan sosial (perlinsos).

"Pemerintah sekarang punya program perlindungan sosial, ini sudah tepat sasaran," kata Airlangga kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2023).

Pemerintah juga punya program penanganan kemiskinan ekstrem dengan target nol kemiskinan ekstrem di 2024. Pada tahun 2022, pemerintah menetapkan sasaran prioritas sebanyak 212 kabupaten/kota.

Baca Juga: Garis Kemiskinan RI Naik 5,95 Persen, Tertinggi dalam 9 Tahun!

Baca Juga: Menpan RB Buka Suara soal Anggaran Kemiskinan Tersedot untuk Rapat

1. Program PCPEN dikembalikan ke masing-masing K/L

Ilustrasi Anggaran. (IDN Times/Aditya Pratama)

Atas berakhirnya PPKM, pemerintah mengembalikan program-program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada masing-masing kementerian dan lembaga (K/L).

"Kan sekarang tidak ada PEN. Jadi semua kembali ke K/L masing masing. Untuk perlindungan sosial di Kemensos, ntuk UMKM di Kemenkop UKM," tambah Airlangga.

Baca Juga: Sri Mulyani Minta Anggaran Perlinsos Rp476 T Jangan Dikorupsi

2. Menpan RB soroti anggaran kemiskinan Rp500 triliun

Azwar Anas (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas buka suara soal kabar anggaran kemiskinan yang disebut tersedot untuk rapat.

Anas menegaskan sebagian program kemiskinan belum berdampak optimal, bukan karena anggaran tersebut digunakan untuk rapat dan studi banding kemiskinan.

“Jadi begini, kita salah pilah, ada sejumlah instansi, terutama di beberapa daerah yang program kemiskinannya belum sepenuhnya berdampak optimal. Misal ada studi banding soal kemiskinan, ada diseminasi program kemiskinan berulang kali di hotel. Faktualnya itu ada, tapi bukan kurang lebih Rp500 triliun habis untuk studi banding dan rapat,” kata Anas, melansir ANTARA, Minggu (29/1/2023).

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya