TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Daun Kelor Jadi Merchandise G20, Teten: Dulu Dipakai Usir Setan

20 produk terpilih jadi merchandise resmi G20

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memaparkan bahwa produk-produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bakal menjadi official merchandise KTT G20.

Teten menjelaskan bahwa pihaknya sudah memilih 20 produk UMKM dari 1.200 produk yang didaftarkan, di antaranya adalah griya, moringa atau daun kelor, serta minyak atsiri.

"Kita di pasar global sangat kuat dengan produk griya, produk home decor dan ini salah satu yang kita akan jadikan official merchandise ya," kata Teten dalam konferensi pers di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (26/7/2022).

Baca Juga: Kunci Sukses Bisnis UMKM, Foto Produk yang Keren

Baca Juga: Dana Urunan G20 untuk Penanganan Pascapandemik Tembus Rp19,1 Triliun

1. Daun kelor merupakan makanan yang sangat sehat

Tanaman daun kelor mampu meningkatkan imun tubuh (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Teten menjelaskan bahwa daun kelor merupakan produk yang memiliki manfaat tinggi atau dijuluki sebagai super food. Produk olahan daun kelor dapat diproduksi dalam skala besar untuk diperkenalkan di KTT G20.

"Itu moringa/daun kelor yang dulu kita pakai mengusir setan itu ternyata itu menjadi makanan yang paling sehat, super food dan kita bisa memproduksi besar-besaran, dan ini salah satu keunggulan produk domestik pelaku UMKM," ujarnya.

Selain itu, minyak atsiri juga akan menjadi official merchandise dalam KTT G20 pada November 2022 mendatang yang digelar di Bali. Dijelaskan Teten, Indonesia adalah pemain kedua terbesar di pasar minyak atsiri yang bisa digunakan untuk kosmetik hingga produk aromaterapi.

Baca Juga: 8 Sumber Pendanaan UMKM, Bisa buat Modal Awal

2. Produksi massal merchandise UMKM libatkan agregator

Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dijelaskannya, para pelaku UMKM yang produknya terpilih sebagai official merchandise akan didampingi oleh para agregator, demi menjaga kualitas produk yang diproduksi secara massal.

"Terhadap tadi produk-produk itu kita memang akan kerja sama dengan agregator karena gak mudah mengkonsolidasi produk-produk UMKM yang kecil-kecil produksinya, sehingga selain kurasi itu perlu agregator supaya bisa suplai ke pasar, suplai ke market bisa lebih stabil," ujar Teten.

Pemerintah juga akan membantu pelaku UMKM tersebut dengan memasarkan produknya lewat platform online.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya