TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ganjar Bersedia Moratorium Tambang dan Kebun Sawit Jika Terpilih

Singgung dampak lingkungan dan keadilan

Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menyambangi kantor Walhi, Jakarta, Kamis (8/2/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Jakarta, IDN Times - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) meminta calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo berani melakukan penundaan sementara (moratorium) pemberian izin pertambangan dan perkebunan kelapa sawit.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Zenzi Suhadi saat menerima kedatangan Ganjar di kantor Walhi.

“Kami juga mewakili seluruh anggota Walhi, menyampaikan dengan Pak Ganjar, kalau bisa dilakukan review dan moratorium untuk izin tambang dan sawit,” kata dalam konferensi pers, Kamis (8/2/2024).

1. Tambang dan sawit disebut menyebabkan bencana

Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menyambangi kantor Walhi, Jakarta, Kamis (8/2/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Walhi percaya bahwa sektor tambang dan perkebunan kelapa sawit adalah penyebab utama dari bencana alam yang terjadi di Indonesia. Mereka melihat bahwa aktivitas di kedua sektor ini telah menyebabkan kerusakan lingkungan.

“Karena ini dua sektor yang menjadi penyebab berkah alam di Indonesia menjadi bencana,” sebut Zenzi.

Baca Juga: Soal Tambang, Anies Dipastikan Tak Tunduk pada Surya Paloh dan JK

2. Ganjar siap moratorium izin tambang dan kebun sawit

Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menyambangi kantor Walhi, Jakarta, Kamis (8/2/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Ganjar menekankan perlunya analisis yang mendalam terhadap lokasi, jumlah, dan kondisi dari kedua sektor tersebut. Setelah data tersebut tersedia, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan perlakuan yang tepat.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menyadari bahwa menghentikan kegiatan tambang atau perkebunan secara tiba-tiba dapat menimbulkan ketakutan di kalangan pengusaha yang merasa keberatan dengan keputusan tersebut.

“Satu, kalau tadi diberikan ya sudah disetop maka pengusahanya juga ketakutan toh "wah punya gue diambil" gak bisa,” sebutnya.

Oleh karena itu, pendekatan yang diusulkan adalah untuk menghentikan penambahan tambang atau perkebunan sawit baru sementara waktu, sambil mencari keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Hal itu diperlukan mengingat kondisi lingkungan yang sudah parah.

“Yang mau nambah ntar dulu ya, kita seimbangkan dulu, kerusakan lingkungannya sudah cukup parah. Maka hal-hal yang seperti ini yang bisa kita dudukkan untuk pengambilan keputusan dalam mereview itu tadi,” tambah Ganjar.

Baca Juga: Cak Imin Sentil Luhut Soal Tambang Nikel: Opung Gak Ngerti Mudarat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya