TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemerintah Sebut Investasi Negara Islam di RI Dikit, Begini Faktanya

Negara mana paling banyak investasi di Indonesia?

(IDN Times/Sukma Shakti)

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan investasi di Indonesia dari negara-negara Islam masih minim.

Dalam lima tahun terakhir, rata-rata investasi negara-negara Islam hanya 5,5 persen dari total investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) yang masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Bahlil: Investasi Negara Islam Dunia Masih Sedikit di RI

Baca Juga: Bahlil Ajak Negara Islam Ambil Peran dalam Hilirisasi di RI

1. Lima besar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia

Bendera Singapura. (Unsplash.com/Justin Lim)

Mengutip data BKPM, dalam kurun waktu 2019 hingga kuartal I-2023, investasi asing di Indonesia masih dikuasai oleh Singapura yang selalu menempati urutan pertama.

Investasi dari Singapura di Indonesia sebesar 6,5 miliar dolar AS atau 23,1 persen pada 2019, disusul oleh China 4,7 miliar dolar AS (16,8 persen), Jepang 4,3 miliar dolar AS (15,3 persen), Hong Kong 2,9 miliar dolar AS (10,2 persen), dan 2,6 miliar dolar AS (9,2 persen).

Kemudian, pada 2020, investasi Singapura di Indonesia tetap menempati urutan pertama, yaitu 9,8 miliar dolar AS (34,1 persen), disusul China 4,8 miliar dolar AS (16,7 persen), Hong Kong 3,5 miliar dolar AS (12,1 persen), Jepang 2,6 miliar dolar AS (9,1 persen), dan Korea Selatan 1,8 miliar dolar AS (6,3 persen).

Singapura bertahan di urutan pertama sebagai negara dengan investasi terbanyak di Indonesia pada 2021, yaitu 9,4 miliar dolar AS (30,2 persen), disusul Hong Kong 4,6 miliar dolar AS (14,8 persen), China 3,2 miliar dolar AS (10,2 persen), Amerika Serikat 2,5 miliar dolar AS (8,2 persen), dan Jepang 2,3 miliar dolar AS (7,3 persen).

Investasi Singapura di Indonesia pada 2022 sebesar 13,3 miliar dolar AS (29,1 persen) sehingga menempatkannya tetap di urutan pertama, disusul China 8,2 miliar dolar AS (18 persen), Hong Kong 5,5 miliar dolar AS (12,1 persen), Jepang 3,6 miliar dolar AS (7,8 persen).

Singapura masih bertahan diurutan pertama pada kuartal I-2023, 4,3 miliar dolar AS (36,2 persen), Hong Kong 1,5 miliar dolar AS (12,2 persen), China 1,2 miliar dolar AS (10,1 persen), Jepang 1 miliar dolar AS (8,5 persen), dan Amerika Serikat 800 juta dolar AS (7 persen).

Baca Juga: Bahlil: 80 Persen Investasi Mangkrak Berhasil Dituntaskan

2. Bahlil sebut kontraproduktif

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (dok. Tangkapan Layar Youtube BKPM TV)

Dalam lima tahun terakhir, rata-rata investasi negara-negara Islam hanya 5,5 persen dari total Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke Indonesia.

"Terdapat fakta yang kontra produktif bapak-ibu sekalian. Di satu sisi, kita berbicara tentang bagaimana kekompakkan negara-negara muslim. Tapi, sisi lain sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia justru dibanjiri investasi bukan dari negara Islam," kata Bahlil, dikutip Minggu (14/5/2023).

Oleh sebab itu, Bahlil mengajak sejumlah negara Islam di dunia untuk berinvestasi di Indonesia. Investasi tersebut berkaitan dengan hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang tengah digalakkan oleh pemerintah.

Ajakan itu disampaikan oleh Bahlil ketika menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam Annual Meetings Islamic Development Bank Group (IsDB) pada sesi The Islamic Corporation for the Insurance of Investment and Export Credit (ICIEC) Outlook on Food Security, Green Economy, Tourism, and FDIs in Member Countries di Jeddah, Arab Saudi pekan ini.

"Indonesia adalah negara dengan potensi yang sangat besar. Ke depan, kami akan membangun ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia. Sebanyak 25 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia. Kami terus mendorong hilirisasi untuk menuju kepada negara maju. Maka dari itu, saya menawarkan kepada bapak-ibu semua agar bisa ikut mengambil bagian dan sampai dengan 2040 menuju Indonesia emas, masterplan desain pengelolaan investasi yang mengarah kepada hilirisasi pada delapan sektor komoditas unggulan yang potensi nilainya mencapai 545,3 miliar dolar AS," tuturnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya