TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertamina Antisipasi 5 Penyebab Kecelakaan Kilang

Insiden disebabkan sambaran petir hingga korosi

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam Silaturahmi dengan Pemimpin Redaksi Media di Grha Pertamina, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2023). (IDN Times/Trio Hamdani)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati buka-bukaan sejumlah penyebab insiden di fasilitas milik perusahaan minyak bumi dan gas (migas) milik negara dalam beberapa tahun terakhir.

"Secara garis besar apa saja yang kemudian harus kita improve dari yang sudah ada? kita lihat dulu, identifikasi, insidennya terjadi karena apa penyebabnya. Ada 4 dan sekarang bertambah lagi 5 setelah kejadian (kilang) Dumai kemarin," kata Nicke dalam Silaturahmi dengan Pemimpin Redaksi Media di Grha Pertamina, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2023).

Baca Juga: Pertamina Akan Buat Buffer Zone di Depo dan Kilang Pertamina

1. Tersambar petir

Kilang minyak Pertamina. (Dok. Pertamina)

Nicke tak menampik orang-orang yang mempertanyakan insiden yang disebabkan oleh sambaran petir. Namun, kata dia, perubahan iklim telah menyebabkan intensitas petir meningkat.

"Memang dengan adanya climate change (perubahan iklim) memang intensitas dan frekuensi dari petir ini termasuk kedahsyatannya ini meningkat," sebutnya.

Oleh karena itu, Pertamina meningkatkan pengamanan dengan melakukan pengamanan hingga tiga lapis.

"Sekarang yang dua lapis sudah selesai di kilang-kilang dikerjakan. Lapis ketiga ini sedang kita bangun. Itu yang pertama. Jadi lightning protection system ini kita perkuat baik di kilang, di terminal dan dermaga, semua aset kita," tuturnya.

Baca Juga: Bos Pertamina Ungkap 4 Faktor Pemicu Kebakaran Kilang

2. Luapan

Kilang Green Refinery yang salah satunya memproduksi Green Diesel (D100) di area PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah (IDN Times/Dhana Kencana)

Penyebab lain kecelakaan pada aset Pertamina adalah terjadinya luapan (overflow). Hal ini terjadi pada insiden di Kilang Balongan. Pertamina sudah melakukan antisipasi untuk mencegah kejadian serupa.

"Overflow ini kejadian yg terjadi di Balongan juga waktu itu. Jadi kita kemudian harus perkuat control system supaya tidak terjadi overflow. Dan kalau itu terjadi apa yang harus kita lakukan, ini dari sisi instrumentation ini kita perkuat. Tentunya control system menghindari overflow," kata Nicke.

Baca Juga: Daftar Kebakaran Kilang Minyak dan Depo Pertamina sejak 2009

3. Temperature dan hidrogen

Direksi PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) melakukan kunjungan kerja ke Refinery Unit (RU) atau Kilang di Dumai, Riau usai tragedi ledakan, Minggu (2/4/2023). (dok. Pertamina)

Kemudian, high temperature dan hydrogen attack. Hal itu terjadi di Blok Migas Dumai baru-baru ini. Dampak yang diakibatkan adalah getarannya yang dahsyat, bukan api yang bisa langsung dipadamkan dalam waktu singkat.

"Getaran yang kemarin di Dumai itu ada sekitar 600 rumah ada yang kacanya pecah, plafon runtuh, ini karena getaran," sebutnya.

Dalam hal ini, penting yang namanya wilayah penyangga atau buffer zone agar masyarakat berada pada radius yang aman.

4. Sulfidasi

Dirut Pertamina Nicke Widyawati Site Visit RDMP Kilang Balikpapan (8/1/2022). (IDN Times/Uni Lubis)

Hal lainnya adalah sulfidasi (sulfidation) karena kilang-kilang Pertamina sedang dalam pengembangan agar bisa mengolah minyak mentah dengan sulfur tinggi.

"Nah, sulfidation ini bisa terjadi kalau kita tidak mengubah, mengganti material-materialnya. Materialnya kemudian harus kita ganti agar tidak terjadi korosi ketika kita memproses crude (minyak mentah) dengan sulfur tinggi," jelas Nicke.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya