TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Ambyar, Tembus Rp15.600 per Dolar AS Sore Ini

Rupiah melemah 155 poin

Ilustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah babak belur terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (6/12/2022). Rupiah tembus ke level Rp15.600-an.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah melemah sebanyak 155 poin atau 1 persen ke Rp15.617,5 per dolar AS pada penutupan. Sedangkan pada pembukaan tadi pagi, kurs rupiah melemah 43 poin ke level Rp15.505,5 per dolar AS

Begitupun pada penutupan perdagangan Senin (5/12/2022), kurs rupiah juga melemah ke Rp15.462,5 per dolar AS atau sebanyak 37 poin (0,24 persen).

Baca Juga: Dihantam Dolar AS, Rupiah Keok Lagi ke Rp15.500

Baca Juga: Sesuai Ramalan BI, Dolar AS Menguat Lagi Tumbangkan Rupiah

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Selasa (6/12/2022), berada di level Rp15.576 per dolar AS.

Angka tersebut lebih besar dibandingkan kurs rupiah pada kemarin Senin yang ada di level Rp15.409 per dolar AS. Dengan kata lain rupiah mengalami pelemahan.

Baca Juga: Bos BI Ungkap Alasan Bikin Rupiah Digital

2. Sejumlah sentimen menyebabkan rupiah tertekan

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah yang sempat menguat pada pembukaan perdagangan kemarin, akhirnya melemah di penutupan mengindikasikan pasar belum yakin dengan tren pelemahan dolar AS. Pasar ingin melihat data-data lebih lanjut, terutama sikap bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed).

"Bank Sentral AS akan merilis kebijakan barunya di Kamis dinihari pekan depan tanggal 15," ujar Ariston.

Dijelaskan Ariston lebih lanjut, pelemahan rupiah hari ini dipengaruhi oleh rilis data ekonomi AS semalam yang lebih bagus dari perkiraan.

"Ini mengindikasikan perekonomian AS masih kuat dan bisa sebagai pertimbangan bank sentral AS untuk tetap mempertahankan kebijakan suku bunga tingginya yang mendorong penguatan dolar AS," tuturnya.

Analis DCFX Futures, Lukman Leong juga berpendapat bahwa tekanan terhadap rupiah disebabkan oleh rebound pada dolar AS dan imbal hasil obligasi AS, setelah data PMI service AS lebih kuat dari perkiraan.

"Memicu kekhawatiran apabila the Fed akan kembali agresif pada kenaikan suku bunga," ujar Lukman.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya