TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Babak Belur Pagi Ini, Terancam Tembus Rp15.500 per Dolar AS

Rupiah melemah 48,5 poin pada pembukaan

Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah babak belur dihajar dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Rabu (8/3/2023). Mata uang Garuda mengalami pelemahan imbas peryataan bos the Fed soal suku bunga acuan bank sentral AS.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah melemah sebanyak 48,5 poin ke level Rp15.415,5 per dolar AS pada pembukaan perdagangan pagi ini. Hingga pukul 09.17 WIB, rupiah sudah melemah sebanyak 71,5 poin atau 0,47 persen ke Rp15.438,5 per dolar AS.

Laju rupiah pagi ini melanjutkan tren negatif pada penutupan perdagangan Selasa (7/3/2023) sore, yang melemah sebanyak 72 poin atau 0,47 persen ke level Rp15.367 per dolar AS.

Baca Juga: 7 Saham yang Raih Cuan di Tengah Anjloknya IHSG Pagi Ini

1. Rupiah terpukul oleh pernyataan bos the Fed

Ketua bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed), Jerome Powell, mengatakan Federal Reserve kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih tinggi. Kenaikannya berpotensi lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya, mengingat inflasi masih berlanjut.

Pernyataan, yang disampaikan di hadapan Kongres, membuka pintu bagi para pejabat bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan Fed lebih tinggi pada pertemuan berikutnya.

"Rupiah diperkirakan akan melemah, tertekan oleh penguatan dolar AS dan naiknya imbal hasil obligasi AS setelah pernyataan hawkish dari the Fed Powell akan kenaikan suku bunga yang lebih besar kedepannya," kata analis DCFX Futures, Lukman Leong.

2. Penguatan dolar AS tak terbendung

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, juga memperkirakan rupiah masih akan melemah hari ini terhadap dolar AS, setelah Powell memberikan sinyal kenaikan suku bunga acuan AS bisa lebih agresif.

Di hadapan Komite Perbankan Senat AS, Powell mengatakan kemungkinan target suku bunga acuan AS akan lebih tinggi dari angka sebelumnya, dan bank sentral akan menyiapkan kebijakan laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat bila data mendukung.

"Dolar AS langsung menguat terhadap nilai tukar utama dunia saat sesi dengar pendapat tersebut berlangsung dan mungkin bisa berlanjut hari ini," tutur Ariston.

Baca Juga: Kenapa Dolar AS Menjadi Mata Uang Dunia? Ini Sejarahnya 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya