TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sindir Calon Presiden, Luhut: Jangan hanya Bicara Perubahan

Yang sudah baik perlu dilanjutkan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyindir calon presiden (capres) yang akan maju di Pilpres 2024 mendatang.

Menurut Luhut, seorang capres jangan hanya berbicara soal perubahan saja.

"Presiden itu, calon yang datang itu saya minta juga, saya ke mana-mana saya bicara itu, Anda jangan hanya bicara perubahan, apa yang mau anda ubah? Anda lanjutkan yang ada, perbaiki di sana sini," kata Luhut dalam acara ICCSC di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Baca Juga: Belum Pasti Datang ke Sidang Fatia-Haris, Luhut Disebut Tak Serius

1. Indonesia tidak bisa maju hanya di era satu kepemimpinan

Rapat terbatas di kantor presiden (Sekretariat Kabinet)

Mantan Menkopolhukam itu menekankan bahwa Indonesia tidak akan bisa menjadi negara maju hanya di periode satu kepemimpinan presiden, yang maksimal hanya bisa menjabat 10 tahun atau 2 periode.

"Kita mungkin membutuhkan 3 atau 4 presiden sebelum kita bisa mencapai pada level yang tinggi, tapi itu pun harus fokus," ujar Luhut.

Oleh karenanya, dia mengingatkan kepada calon presiden bahwa pencapaian Indonesia yang saat ini sudah baik agar dilanjutkan.

"Saya udah singgung tadi, tidak ada pencapaian suatu negara itu jadi negara maju hanya satu periode presiden, tapi harus berlanjut. Kalau setiap calon presiden mengatakan 'oh saya melakukan perubahan' apa yang mau diubah? kapan kita mau sampai?" tanyanya.

Baca Juga: Kapal China Dekati Kapal India-ASEAN di Laut China Selatan 

2. Contohkan China yang bisa maju setelah melewati 40 tahun

ilustrasi China (pexels.com/Brett Sayles)

Luhut mencontohkan apa yang terjadi di China. Negeri Tirai Bambu itu tidak secara instan bisa menjadi negara semaju sekarang. Kata dia, dibutuhkan proses panjang untuk dapat mengantarkan negara tersebut ke posisi saat ini.

"Tiongkok pada proses tinggi sekarang ini membutuhkan juga 40 tahun, 50 tahun. Kita mostly lebih bagus karena kita pada level yang sudah lumayan sekarang," tuturnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya