Syarat Ketat, Baterai EV Indonesia Bisa Tembus AS dan Eropa?
Indonesia sudah gandeng pemain global
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Eropa dan Amerika Serikat (AS) memberlakukan standar yang ketat untuk produk baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Tentunya, itu menjadi sesuatu yang harus diperhatikan oleh Indonesia karena bercita-cita menjadi pemain baterai EV global.
Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho, mengatakan dari sisi pertambangan, proses ekstraksi nikel harus mematuhi standar praktik pertambangan yang baik yang telah ditetapkan. Tak hanya itu, pembangkit listriknya pun harus berbasis energi terbarukan.
"Itu adalah persyaratan untuk baterai yang akan dikirim ke Eropa dan Amerika Serikat, dan satu lagi, lingkungan dalam hal potensi limbah industri harus memenuhi standar yang sangat ketat," kata Toto dalam Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Park Hyatt Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Baca Juga: Pabrik Baterai Mobil Listrik LG di Karawang Rampung Februari
1. Indonesia gandeng perusahaan global untuk pastikan terpenuhinya persyaratan
Beruntungnya, kata Toto, Indonesia bisa bekerja sama dengan pemain baterai EV nomor satu dan tiga terbesar di dunia. Mereka memiliki standar yang sangat ketat terkait masalah lingkungan.
Jadi, dengan standar yang dimiliki oleh kedua perusahaan yang bekerja sama, seharusnya Indonesia telah memenuhi standar internasional dalam memproduksi baterai EV ramah lingkungan.
"Menurut saya, inilah hal positif dari baterai EV. Sebab, pasar menentukan baterai tersebut haruslah produk yang terbarukan atau ramah lingkungan," ujar Toto.
Baca Juga: Elon Musk ke Indonesia September, Mau Kerja Sama Industri Baterai