TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BPS Ungkap Alasan Jumlah Penduduk Miskin di Sulawesi Naik

Kemiskinan di Jawa turun jadi 8,79 persen

Ilustrasi kemiskinan (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Jakarta, IDN Times- Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, alasan jumlah penduduk miskin meningkat di Pulau Sulawesi. Padahal, angka kemiskinan di wilayah lain di Indonesia justru menurun pada saat yang sama.

Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto menjelaskan, kemiskinan di Sulawesi meningkat akibat pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang rendah dibandingkan pulau lain.

"Pada Maret 2023 ini, penduduk miskin masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Sumatra. Dan bisa kita tau penurunan persentase kemiskinan hampir terjadi di seluruh pulau kecuali Pulau Sulawesi," kata Atqo dalam Konferensi Pers BPS, Senin (17/7/2023).

Baca Juga: BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Era Heru Naik, Kemiskinan Turun

Baca Juga: Kemiskinan Ekstrem Akan Dinolkan, Stunting Ditekan 14 Persen

1. Kemiskinan di Sulawesi naik 0,02 persen

Ilustrasi kemiskinan (ANTARA/Rivan Awal Ringga)

Dia menjelaskan, dari semua pulau, hanya Sulawesi yang menunjukkan peningkatan persentase kemiskinan dari 10,06 persen pada September 2022, menjadi 10,08 persen pada Maret 2023. Angka itu mengalami peningkatan 0,02 persen.

Berdasarkan data resmi BPS, kemiskinan di Pulau Jawa turun menjadi 8,79 persen pada Maret 2023, dari September 2022 yang sebesar 9,03 persen.

Kemudian Sumatra, dari 9,47 persen pada September 2022, turun menjadi 9,29 persen pada Maret 2023.

Kalimantan dari 5,90 persen turun menjadi 5,67 persen, Bali dan Nusa Tenggara dari 13,46 persen menjadi 13,29 persen.

"Penurunan angka kemiskinan terbesar terjadi di Maluku dan Papua sebesar 0,42 persen. Tentunya ini datanya dibandingkan September 2022 dan Maret 2023, ada 27 provinsi ini mengalami penurunan tingkat kemiskinan," jelasnya.

Baca Juga: Kemenkeu Potong Anggaran Kemensos, DPR: Dikira Kemiskinan Berkurang

2. Garis kemiskinan RI di Maret naik

Kemiskinan Maret 2023 Berdasarkan Pulau/Screenshot Youtube BPS

Di sisi lain, Atqo menjelaskan, garis kemiskinan Indonesia pada Maret 2023 meningkat menjadi Rp550.458 per kapita per bulan.

Garis kemiskian ini meningkat 2,78 persen jika dibandingkan dengan September 2022. Sementara itu, jika dibandingkan Maret 2022, garis kemiskinan juga naik 8,90 persen.

Sebagai informasi, garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.

"Garis kemiskinan pada pedesaan tercatat sebesar Rp525.050 per kapita per bulan, naik 2,78 persen dari Rp513.170 per kapita per bulan pada bulan September 2022," jelasnya.

Kemudian, garis kemiskinan di perkotaan pada Maret 2023 sebesar Rp569.299 per kapita per bulan, meningkat 3,07 persen dari Rp 552.349 per kapita per bulan pada September 2022.

“Berdasarkan komponen pembentuknya peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan,” tutur Atqo.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya