TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Biang Kerok Mahalnya Harga Bawang Merah dan Putih 

Rendahnya suplai dari produsen bamer dan baput

ilustrasi bawang (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan harga bawang merah dan bawang putih yang sempat melonjak, menjadi pendorong laju inflasi Mei 2023. Inflasi  Mei tercatat sebesar 0,09 persen (month to month/mtm) atau mencapai 4 persen secara tahunan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini, mengatakan harga bawang merah tinggi karena rendahnya suplai dari produsen. Alhasil, pasokan yang ada di pasar belum bisa mencukupi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan data yang dipaparkan BPS, komoditas penyumbang tertinggi terhadap inflasi adalah bawang merah 0,03 persen, daging ayam ras 0,03 persen, ikan segar 0,02 persen, telur ayam ras 0,02 persen, rokok kretek filter 0,02 persen dan bawang putih 0,02 persen.

"Pasokan yang masuk ke pasar, belum sebanyak panen raya. Jadi harga bawang merah naik," kata Pudji saat konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (5/6/2023).

Baca Juga: BPS: Inflasi Mei 2023 Susut ke 0,09 Persen 

Baca Juga: Kenaikan Gaji PNS Dinilai Gak Bakal Bikin Lonjakan Inflasi 

1. Impor belum masuk ke RI sebabkan harga bawang putih naik

bawang putih (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sementara itu, tingginya harga bawang putih disebabkan oleh impor yang belum sampai ke Indonesia. "Sehingga pasokan bawang putih terbatas dan mengakibatkan tingginya harga di pasaran," ujar Pudji.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga bawang merah per hari ini, mengalami penurunan dari Rp39.200 per kg menjadi Rp37.500 per kg. Sedangkan harga komoditas bawang putih dari Rp37.150 per kg naik tipis menjadi Rp37.700 per kg.

Baca Juga: Samarinda Siapkan Stok Beras dan Minyak Goreng untuk Menekan Inflasi

2. Sebanyak 67 kota inflasinya di atas nasional

ilustrasi inflasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan hasil pemantauan BPS terhadap 90 kota, ada 77 kota mengalami inflasi. Dari 77 kota tersebut, sebanyak 67 kota mengalami inflasi tertinggi di atas nasional, 10 kota lainnya di bawah inflasi nasional, dan 13 kota lainnya mengalami deflasi.

Menurutnya, inflasi tertinggi di Sumatra, terjadi di kota Tanjung Pandan inflasi 1,28 persen, kemudian deflasi terdalam kota Tanjung Pinang -0,27 persen. Untuk daerah Jawa, inflasi tertinggi berada di daerah Sumenep sebesar 0,66 persen dan deflasi terdalam di DKI Jakarta tercatat minus 0,10 persen.

"Kalimantan inflasi tertinggi di KotaBaru 0,56 persen, dan deflasi terdalam Tarakan -0,26 persen, sedangkan di Bali Nusa Tenggara tercatat inflasi tertinggi di Singaraja sebesar 0,37 persen dan deflasi terdalam Kupang -0,79 persen," ucapnya.

Begitu juga, di daerah Maluku dan Papua inflasi tertinggi terjadi di Marauke sebesar 1,03 persen dan Sulawesi inflasi tertinggi di Kota Baubau sebesar 0,84 persen.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya