TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kejar Target EBT, PLN Indonesia Power Kerek Green Booster

Rata-rata LRUK yang dihasikan capai 6 ribu ton

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar. (dok. Kementerian ESDM)

Jakarta, IDN Times - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) berkomitmen untuk mendorong peningkatan implementasi cofiring biomass atau biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebagai green booster dalam mengejar target bauran energi baru terbarukan (EBT).

Salah satu PLTU yang telah mengadopsi pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar pengganti batu bara yakni PLTU Adipala yang memanfaatkan berbagai limbah dari kayu hingga uang kertas.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar mengungkapkan penerapan cofiring di PLTU Adipala menggunakan inovasi pemanfaatan berbagai sumber biomassa, mulai dari kayu hasil sebuk gergaji hingga limbah racik uang kertas (LRUK). Hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam menurunkan emisi.

"PLTU Adipala dalam kondisi yang sangat baik, satu hal yang memang saya apresiasi adalah program dimana program Pemerintah ini sudah dilaksanakan oleh PLN IP dengan baik termasuk PLTU adipala. Dimana saat ini PLTU Adipala sudah melakukan program cofiring, dengan menggunakan limbah limbah, baik dari gergajian kayu maupun limbah uang kertas, ini menarik," jelasnya dalam keterangannya, Sabtu (10/2/2024). 

Baca Juga: Tim Ganjar Proyeksikan Seluruh PLTU Batu Bara Pensiun di 2054

1. Limbah racik uang kertas dalam setahun capai 6 ribu ton

Warga melintas dengan latar belakang PLTU Suralaya di Kota Cilegon, Banten, Rabu (6/12/2023). (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Menurut Wanhar, pemanfaatan LRUK merupakan terobosan terbaru dan pasokannya terjamin, sebab berdasarkan data Bank Indonesia, dalam satu tahun ada 6 ribu ton LURK.

"Cofiring dengan limbah uang kertas ini pertama kali saya denger, ini juga menarik sebagaimana yang kita ketahui uang akan selalu ada, ya walaupun sudah ada e-money. Kalau dari penjelasan BI ini cukup sustain, karena ada sekitar 6 ribu ton pertahun, mudah-mudahan akan menjadi alternatif biomass yang akan memenuhi cofiring di PLTU Adipala," ungkapnya.

2. PLN Indonesia Power terus kejar target EBT 23 persen di tahun depan

PT PLN (Persero) sukses menurunkan emisi karbon hingga 429 ribu ton CO2 pada semester pertama tahun 2023, Senin (24/7/2023). Foto PLN

Sementara itu, Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLN Indonesia Power terus kejar target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di 2025, salah satunya melalui program cofiring, termasuk di PLTU Adipala.

Program ini dijadikan sebagai salah satu green booster dalam program percepatan peningkatan energi terbarukan dengan minimum investasi dikarenakan menggunakan fasilitas yang sudah ada.

“PLN Indonesia Power terus lakukan manuver untuk mencapai target bauran EBT di tahun 2025. Selain terus menggali potensi EBT di Indonesia, kami juga jalankan program cofiring yang dijadikan sebagai salah satu green booster dalam program percepatan peningkatan energi terbarukan. Tak hanya itu, kami juga terus mencoba beberapa alternatif bahan baku cofiring, salah satunya dengan LRUK dan berhasil” ungkap Edwin.

Saat ini, PLTU Adipala terus menaikan target tonase dan kWh green untuk cofiring hingga 5 persen. Maka dari itu diperlukan tambahan material bahan bakar dari berbagai jenis biomassa, salah satunya adalah pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) yang bekerjasama dengan Bank Indonesia Purwokerto di tahun 2023.

Berdasarkan data Bank Indonesia Tahun 2021, rata-rata LRUK yang dihasilkan adalah hampir 6 ribu Ton per Tahun. Nilai kalor LRUK cukup tinggi yaitu 3.901 kCal/kg (ar), jika dibandingkan dengan biomassa sawdust yaitu sekitar 2.500 kCal/kg (ar), sehingga dalam 1 tahun dapat dihasilkan energi sebesar 21.679.027,3 MCal atau 25.201,9 MWh.

Lebih lanjut, PLTU Adipala sempat mendapatkan Piagam Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas penggunaan limbah racik uang kertas (LRUK) terbanyak yaitu sebanyak 100 Ton yang dijadikan untuk cofiring atau subtitusi energi primer Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Baca Juga: Jokowi Tanyakan ke Biden soal Dana Pensiun Dini PLTU

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya