TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sri Mulyani Ungkap Pasokan Pangan Indonesia Drop, Krisis di Depan Mata

Risiko El Nino dan kebijakan Rusia perlu diwaspadai

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani khawatir Indonesia berisiko dilanda krisis pangan di paruh kedua tahun ini. Kekhawatiran itu timbul akibat berkurangnya pasokan pangan seperti gandum karena kebijakan Rusia serta ancaman fenomena el nino.

Kondisi ini akan berdampak terhadap naiknya harga komoditas dan angka inflasi.

"Ini berarti pada paruh kedua tahun ini kita akan sangat dipengaruhi ketidakpastian dari komoditas, hampir mirip seperti 2022, ditambah dengan nanti El Nino. Ini jadi sesuatu yang harus kita waspadai pada paruh kedua 2023 ini," ujar Sri Mulyani di Kemendagri, Senin (31/7/2023).

Sri Mulyani menjelaskan, Rusia belum mau melonggarkan sikap terkait penangguhan kesepakatan distribusi biji-bijian melalui Laut Hitam atau black sea grain initiatives. Kebijakan itu akan memengaruhi distribusi biji-bijian di dunia.

Baca Juga: Ukraina-Kroasia Setuju Kirim Biji-bijian Lewat Pelabuhan Kroasia

Baca Juga: Ukraina Buka Opsi Jalur Lain untuk Ekspor Biji-Bijian

1. Kondisi geopolitik Rusia-Ukraina merembet ke rantai pasok global

Seorang anggota tentara Rusia menembakkan sebuah howitzer dalam latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/Sergey Pivovarov/File Photo.

Ia menjelaskan dampak konflik geopolitik Rusia-Ukraina telah meluas hingga mengganggu rantai pasok perdagangan global. Kondisi ini pun memberikan efek rambatan untuk perekonomian global maupun Indonesia.

"Indonesia pasti akan terpengaruh dari sisi gandum. Kalau ada kandungan wheat berarti anda mengambil atau mendapatkannya most likely dari Ukraina," jelasnya.

Sri Mulyani menambahkan, kebijakan itu juga bisa berdampak terhadap harga crude palm oil atau minyak mentah kelapa sawit di dalam negeri.

"Tapi kalau sunflower enggak keluar dari Ukraina, harga minyak goreng melonjak tinggi, makanya CPO kita pasti kena," jelasnya.

Baca Juga: PBB Gertak Balik Rusia soal Ancaman Setop Ekspor Biji-Bijian dan Pupuk

2. Dampak kenaikan inflasi

Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Menkeu, kenaikan harga karena pasokan pangan yang berkurang bisa menyebabkan inflasi tinggi.

"Inflasi yang tinggi akan menyebabkan kebijakan di level makro harus merespons, biasanya yang dilihat adalah Bank Sentral. Semua negara maju dan emerging market kemudian segera menaikkan suku bunga," jelasnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya