Bahlil Ingatkan Ekonomi Tumbuh 7 Persen Belum Babak Final
Bahlil ibaratkan pemulihan ekonomi RI dengan Olimpiade
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengibaratkan kinerja ekonomi Indonesia di kuartal II-2021 yang tumbuh 7,07 persen dengan Olimpiade. Menurutnya, meski tumbuh 7 persen, kinerja ekonomi Indonesia di tengah pandemik COVID-19 ini belum masuk babak final.
"Kalau saya analogikan seperti Olimpiade kita ini belum babak final, karena hasil 1 tahun pertumbuhan itu nanti Desember. Tapi gak apa-apa, ini adalah potret menuju semifinal dan final," kata Bahlil dalam webinar yang ditayangkan melalui Youtube BKPM TV, Jumat (6/8/2021).
Baca Juga: Lolos dari Resesi, Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 3,7-4,5 Persen di 2021
1. Pemulihan ekonomi di kuartal II-2021 didongkrak oleh sektor perdagangan dan investasi
Selain komponen konsumsi, pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 ini didongkrak oleh kinerja ekspor yang tumbuh 31,78 persen secara year on year (yoy), dan impor yang tumbuh 31,22 persen yoy.
"Yang dilihat pertama pertumbuhan ekonomi kita 7,07 persen di itu dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama pertumbuhan ekonomi di mitra dagang positif seperti Korsel, China, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain. Di samping itu memang ekspor dan impor kita bagus, Artinya gairah ekonomi baik tujuan negara kita (tujuan ekspor), dan domestik ini sudah terjadi meski belum maksimal," ucap dia.
Di sisi lain, kinerja investasi yang termasuk dalam pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga menunjukkan hasil yang baik selama kuartal II-2021. Dia mengatakan, realisasi investasi di kuartal II-2021 sudah mencapai Rp223 triliun, atau 24,7 persen dari target Rp900 triliun.
"Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 ini tidak terlepas dari peningkatan pertumbuhan realisasi investasi yang jumlahnya 7-8 persen," ujar Bahlil.
Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis Ekonomi RI Kuartal III Tetap Positif
Baca Juga: 6 PR Berat Indonesia meski Sudah Keluar dari Resesi