Bos Bulog Ungkap Kendala Serap Jagung Petani
Fasilitas dryer jagung Bulog belum optimal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perum Bulog mendapat penugasan untuk menyerap jagung hasil panen petani sampai Mei 2024.
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan pihaknya telah menyerap 8.500 ton jagung sejak Januari hingga 2 Mei 2024.
“Jadi yang paling besar kalau digabung dari Gorontalo dan Bolaang Mongondow itu. Itu kira-kira hampir 4.500-an ton. Dan Bima, itu kira-kira 3.500-an ton, yang lain kecil. Jadi jumlahnya kira-kira 8.500-an ton,” kata Bayu di Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Baca Juga: Stok Beras Bulog 1,63 Juta Ton, Tertinggi dalam 4 Tahun!
1. Fasilitas dryer jagung Bulog belum beroperasi optimal
Bayu mengatakan, dalam penyerapan jagung, Bulog menghadapi kendala pada fasilitas pengering atau dryer. Bayu mengatakan, fasilitas dryer jagung Bulog yang ada di Gorontalo dan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) belum beroperasi optimal.
“Unfortunately pengeringnya Bulog belum beroperasi optimal saat ini. Karena ini memang baru selesai pembangunannya. Jadi masih commissioning, masih uji coba.
Baca Juga: Bulog Salurkan 643 Ribu Ton Beras SPHP sejak Januari-17 April 2024