Inflasi Pangan Tinggi, Sri Mulyani: Perlu Diwaspadai
Kenaikan harga pangan sumbang inflasi 11,47 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kenaikan harga komoditas pangan menyumbang inflasi hingga 11,47 persen di bulan Juli 2022. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi itu perlu diwaspadai.
"Yang perlu diwaspadai dari Indonesia adalah inflasi. Ini terutama yang didorong oleh harga pangan karena sudha mencapai 11,5 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Kamis (11/8/2022).
Baca Juga: Cegah APBN Jebol, Sri Mulyani Minta Pertamina Kendalikan BBM Subsidi
Baca Juga: Inflasi AS Juli Turun 8,5 Persen, The Fed Tetap Kerek Suku Bunga?
1. Kondisi harga komoditas terus bergejolak di level tinggi
Menurut dia, hingga saat ini kondisi harga komoditas masih bergejolak pada level yang tinggi.
"Artinya dia tidak satu arah, namun dia bergejolak, namun pada level yang lebih tiggi dari 2020 atau 2021," tutur Sri Mulyani.
Dia menjabarkan, harga gandum per 10 Agustus 2022 berada di level 782,2 dolar AS per bushel. Kemudian, harga kedelai kembali mengalami kenaikan karena perkiraan cuaca buruk di Amerika, ke level 1.400-an dolar AS per bushel. Harga jagung juga masih tinggi, yakni 610 dolar AS per bushel.
"Harga CPO kita juga pernah melonjak tinggi sampai 1.779 dolar AS per ton, pernah drop di 800-an dolar AS per ton, dan sekarang pulih mendekati 1.000 dolar AS lagi," tutur Sri Mulyani.
Baca Juga: Desak Sri Mulyani Cairkan Anggaran Pemilu, Cak Imin: PKB Siap Berjuang