TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Intip Cara Industri Perikanan RI Terapkan ESG

Industri diminta tak klaim berlebihan dalam terapkan ESG

Nelayan mengangkat ikan hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (30/7/2019). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Jakarta, IDN Times - Pemerintah dan dunia berupaya menerapkan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) dalam ekosistem kelautan dan perikanan. Penerapan ESG dapat memberikan berbagai dampak positif di industri kelautan dan perikanan.

Menurut Program Lead for Sustainable Finance Program International Finance Corporation (IFC), Rahajeng Pratiwi, penerapan ESG bisa memberikan masa depan yang baik dari sisi asupan makanan bagi penerus bangsa.

“Jika kita makan ikan hari ini dan jika cucu-cucu kita masih bisa makan ikan dengan kuantitas dan kualitas yang sama 10 tahun kemudian dari hari ini, itulah yang disebut keberlanjutan,” kata Rahajeng dalam Indonesia Ocean Sustainability Forum (IOSF) yang dikutip dari keterangan resmi, Jumat (2/2/2024).

Baca Juga: Saham PT Antam Bertahan di Jajaran Indeks ESG di BEI

1. Industri diminta tak berlebihan dalam klaim penerapan ESG

ilustrasi nelayan (unsplash.com/Anastasia Palagutina)

ESG sendiri mulai diterapkan pelaku-pelaku di industri perikanan Indonesia. Namun, Rahajeng mengingatkan agar perusahaan yang sudah menerapkannya tak melakukan klaim berlebihan.

“Jika sebuah perusahaan mengklaim bahwa perusahaan tersebut berkelanjutan, yang memang sesungguhnya adalah sebuah keharusan, ya, boleh saja, tetapi jangan kemudian greenwash atau klaim berlebihan—semenggoda apapun untuk menempatkan klaim bagus tersebut ke laporan keberlanjutan perusahaan,” ujar Rahajeng

2. Keberlanjutan industri perikanan bergantung pada pelaku industri

Peluncuran SEA Pledge 2030. (dok. Aruna)

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar FPIK IPB University dan Sustainability Advisor Indonesia, Luky Adrianto mengatakan, perusahaan perikanan diharapkan memegang teguh prinsip berkelanjutan demi keberlangsungan industri tersebut.

Hal itu disampaikan di hadapan salah satu pelaku industri, yakni Aruna yang diwakili oleh Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, Utari Octavianty dalam forum tersebut.

"Jika Aruna, misalnya, mendefinisikan dirinya sebagai perusahaan perikanan, maka harap dipahami bahwa keberlanjutan adalah DNA inti atau jantungnya perusahaan. Memang, keberlanjutan sejatinya penting bagi setiap perusahaan, tetapi dua kali lipat jauh lebih penting bagi industri yang mengelola sumber daya alam," tutur Luky.

Baca Juga: WTO Mau Batasi Subsidi Perikanan, Ini Dampaknya ke Nelayan Kecil

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya