KCIC Bongkar Penyebab Anggaran Proyek KCJB Bengkak Rp26 Triliun
Anggaran proyek KCJB naik jadi Rp113,62 triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) membengkak (cost overrun) hingga 1,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp26,98 triliun (kurs Rp14.203). PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) membeberkan penyebabnya.
Awalnya, kebutuhan investasi atau anggaran proyek KCJB ditetapkan sebesar 6,07 miliar dolar AS atau setara Rp86,21 triliun. Namun, kini anggaran proyek diperkirakan membengkak jadi delapan miliar dolar AS atau setara Rp113,62 triliun.
Menurut Corporate Secretary PT KCIC, Mirza Soraya, salah satu penyebab terjadinya pembengkakan anggaran adalah pengadaan lahan.
"Banyak faktor yang mempengaruhi cost overrun. Salah satunya pengadaan lahan. Banyak faktor di lapangan yang membuat akhirnya biaya bertambah. Seperi relokasi fasilitas umum dan sosial. Hal ini menambah luas pengadaan lahan bertambah," kata Mirza dalam pernyataan resmi kepada IDN Times, Minggu (24/10/2021).
Baca Juga: Pembangunan Stasiun Walini untuk Kereta Cepat Jakarta Bandung Ditunda
1. Penyebab lain anggaran proyek KCJB bengkak
Kemudian, Mirza mengatakan penggunaan frekuensi GSM-R untuk operasional kereta api juga menjadi penyebab anggaran proyek bengkak.
"Pada anggaran awal, kami mengacu pada apa yang terjadi di China. Penggunaan frekuensi, termasuk investasinya, tidak perlu membayar pada siapapun di sana. Sementara di Indonesia, kebijakannya lain. Harus ada biaya investasi yang dikeluarkan dan ini di luar anggaran awal," tutur Mirza.
Editor’s picks
Tak hanya itu, biaya instalasi listrik dari PLN juga menyebabkan anggaran bengkak karena harus ditanggung KCIC.
"Selain itu cost overrun ini juga berasal dari pekerjaan variation order, financing cost, serta pekerjaan lainnya yang memang harus dilakukan untuk kebutuhan penyelesaian proyek KCJB," ucap dia.