TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mentan Sebut Pupuk Subsidi Terbatas, Bukan Langka

Mentan bilang ada keterbatasan anggaran pemerintah

Ilustrasi pengepakan pupuk UREA. (Dok. PT Pupuk Indonesia)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yaslin Limpo mengatakan ketersediaan pupuk bersubsidi bukanlah langka, tetapi memang kondisi anggaran pemerintah dalam mengalokasikan pupuk bersubsidi yang terbatas.

Dia mengatakan, kebutuhan pupuk di Indonesia mencapai 24 juta ton. Akan tetapi, pemerintah hanya bisa mengalokasikan anggaran untuk 8-9 juta ton pupuk bersubsidi.

“Pupuk yang dibutuhkan orang Indonesia, yang ada di dalam data kita ada 24 juta ton, kemampuan keuangan negara yg ada selama ini hanya 8-9 juta ton. Bukan kelangkaan, memang kita memiliki keterbatasan,” kata Syahrul di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/5/2023).

Baca Juga: Bos Pupuk Indonesia: Stok Pupuk Cukup Penuhi Kebutuhan Nasional

Baca Juga: Pupuk Indonesia Jelaskan Kriteria Petani yang Dapat Pupuk Bersubsidi

1. Pemerintah uji coba salurkan pupuk bersubsidi by name by address

Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk bersubsidi di penjualan wilayah Indonesia bagian Timur sebesar 310.822 ton pada awal tahun 2023. (Dok. Pupuk Indonesia)

Oleh sebab itu, Syahrul mengatakan pupuk bersubsidi harus disalurkan secara tepat sasaran. Dia mengatakan pemerintah sedang mencoba menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani yang membutuhkan.

“Maka pupuk tidak boleh salah dalam mencoba mendorong ke masyarakat, by name by adress kita miliki itu, sekarang dilakukan dalam tiga sistem kan,” ujar Syahrul.

Baca Juga: Sejak Awal 2023, Pupuk Indonesia Salurkan 1,5 Juta Ton Pupuk Subsidi

2. Pemerintah perbaiki data penerima pupuk bersubsidi

Ilustrasi pupuk subsidi. (Dok. Kementan)

Dia mengatakan, pemerintah sedang mencoba memperbaiki data penerima pupuk bersubsidi, agar tetap sasaran. Nantinya, diharapkan konsep digital bisa diterapkan dalam mengolah data penerima pupuk bersubsidi.

“Semua dibawa dengan digital sekarang berjalan terkontrol dan sekarang bahkan kita menggunakan biometrik siapa yang terima pupuk. Walaupun memang pengendalian langsung dari pusat," ujar Syahrul.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya