TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertamina Masuk Fortune Global 500 Lagi, Nicke: Ini Keberhasilan Tim

Pertamina naik 82 peringkat di 2023

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati (IDN Times/Helmi Shemi)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan kenaikan peringkat Pertamina dalam daftar Fortune Global 500 2023 merupakan hasil kerja seluruh tim.

Pertamina berhasil menduduki peringkat 141, naik 82 peringkat dari tahun lalu. Peringkat itu dinilai dari capaian kinerja keuangan perusahaan, transformasi, terbosan, kesejahteraan karyawan, dan cara menghadapi tantangan bisnis.

Menurut Nicke, perbaikan yang terjadi adalah hasil keringat seluruh bagian Pertamina, tak hanya holding, tapi juga seluruh sub-holding-nya.

"Gak ada one man show di sini. Kembali lagi ini membuktikan bahwa ini kerja tim," kata Nicke dalam program Real Talk with Uni Lubis yang dikutip Selasa, (15/8/2023).

Baca Juga: Pertamina Satu-satunya Perusahaan Indonesia di Fortune Global 500 2023

Baca Juga: Cek Daftar Fortune Indonesia 100, Pertamina Posisi Teratas

1. Pertamina memposisikan perusahaan sebagai global company

Kantor Pusat Pertamina di Gambir, Jakarta Pusat. (dok. Pertamina)

Nicke mengatakan, sejak awal Pertamina memang memposisikan perusahaan sebagai perusahaan kelas dunia atau global company. Sehingga, predikat yang diperoleh dari Fortune Global 500 itu sangat penting untuk memperkuat visi perusahaan.

"Kita masuk sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk di Fortune Global 500 3 tahun berturut dengan lompatan yang juga signifikan. Ini memberikan keyakinan juga untuk teman-teman di tim. Kita ini dalam 3-4 tahun terakhir kan melakukan banyak perubahan," tutur Nicke.

2. Pertamina lakukan optimasi pengeluaran hingga cetak laba Rp56 triliun

Pertamina terus memantau stok dan penyaluran BBM di Pertamina Integrated Command Centre. (Dok. Pertamina)

Nicke mengatakan, selama pandemik COVID-19, Pertamina mencatatkan adanya penurunan konsumsi BBM karena masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Hal itu membuat kinerja perusahaan menurun, bahkan pendapatan perusahaan anjlok 25 persen.

Namun, Nicke mengatakan, selama Pertamina dalam kondisi itu, pihaknya menaruh fokus pada restrukturisasi holding dan subholding Pertamina. Dengan restrukturisasi itu, Pertamina berhasil melakukan efisiensi di internal perusahaan.

Hasilnya, pada tahun 2021-2022, Pertamina berhasil melakukan optimasi pengeluaran perusahaan. Bahkan, Pertamina berhasil melakukan optimasi biaya hingga 3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada periode tersebut.

Dari optimasi biaya itu, Pertamina berhasil meraup laba bersih hingga Rp56,6 triliun sepanjang 2022, meningkat 86 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Dari dua hal itu menghasilkan laba Rp56,6 triliun ini. Untuk apa? Ya untuk investasi. Karena tiap tahun investasi kita itu 7-10 miliar dolar AS. Tentu sebagian dari equity itulah yang kita gunakan untuk investasi," ujar Nicke.

Baca Juga: Pertamina-Exxonmobil Teken Kerja Sama Garap Lapangan Banyu Urip

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya