RI Perkuat Investasi di Kenya, Bidik Sektor Energi-Farmasi
Ada akuisisi kilang minyak-rencana bangun pabrik tekstil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Kenya.
Selain menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS (Brazil, Rusia, India, dan South Afrika), Jokowi dan Luhut juga melakukan pertemuan bilateral untuk memperkuat investasi Indonesia di Kenya.
Duta Besar Indonesia untuk Kenya, Mohamad Hery Saripudin membeberkan, Indonesia akan memperluas investasi di Kenya pada sektor energi, tekstil, hingga farmasi.
"Jadi yang saya identifikasi 6 sampai 7 MoU b to b (business to business), jadi cukup banyak. Jadi tadi geothermal, oil, tekstil, Biofarma atau farmasi," kata Hery dalam Ambassador's Talk by IDN Times yang dikutip Senin, (21/8/2023).
Baca Juga: Menyelami 44 Tahun Hubungan Indonesia-Kenya
Baca Juga: PGE Diminta Transparan soal Hasil Penerbitan Green Bonds US$400 Juta
1. RI kerja sama dengan perusahaan geothermal di Kenya
Kenya adalah salah satu negara terdepa dalam pengembangan panas bumi sebagai sumber energi. Pemerintah melihat potensi yang besar itu bisa dikerjasamakan dengan Indonesia.
Dalam kunjungan Jokowi dan Luhut ke Kenya, Jokowi akan menghadiri kerja sama antara PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dengan perusahaan geothermal di Kenya.
"Pada saat kunjungan Pak Menko Luhut, salah satunya menyoroti energi, ada dua sektor yang dua-duanya ditangani Pertamina, satu geothermal dan itu sangat besar potensinya. Yang kedua refinery energy. Tapi yang diutamakan geothermal, kenapa? Karena dibandingkan dengan renewable energy yang dipunyai, itu fosil energi di sini relatif tidak besar depositnya," ucap Hery.