Menyelami 44 Tahun Hubungan Indonesia-Kenya

Berikut wawancara IDN Times dengan Dubes RI di Kenya

Jakarta, IDN Times - Mohamad Hery Saripudin merupakan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kenya, Somalia, dan Uganda yang dilantik oleh Presiden Jokowi 3 tahun silam. Dia berkantor di Nairobi, Kenya yang juga bertugas sebagai Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk UN Environment Programme dan The United Nations Human Settlements.

Setelah menuntaskan tugasnya sebagai Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Arab Saudi, Hery sempat kembali ke Indonesia untuk memenuhi fit and proper test bakal penempatan berikutnya. 

"Saya dari Jeddah langsung ke sini, sempat kembali ke Jakarta pas COVID sambil nunggu hasil fit and proper test," kata Hery dalam Ambassador's Talk dengan IDN Times. 

Hery sendiri merupakan pria kelahiran Indramayu, 24 Juni 1963. Ia memperoleh gelar sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1988. Kemudian, dia menamatkan studi master di Universitas St. Mary’s University, Kanada pada 1993.

Pria yang mendapatkan gelar doktor dari Universitas Padjadjaran pada Januari 2018 ini sudah bergabung dengan Kementerian Luar Negeri sejak 1989. Dia mengawali tugasnya sebagai Staf Direktorat Asia Pasifik di Direktorat Jenderal Politik pada 1990-1993. Singkat cerita, pada 2013 Hery juga pernah menjabat sebagai  Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan (P3K2) Asia Pasifik dan Afrika.

Untuk lebih lengkapnya, berikut wawancara lengkap IDN Times dengan Mohamed Hery Saripudin seputar hubungan Indonesia-Kenya!

Apa impresi Anda begitu tiba di kenya?

Menyelami 44 Tahun Hubungan Indonesia-KenyaPotret Taman Nasional Nairobi, Kenya. (IDN Times/Tata Firza)

Saya merupakan Dubes Indonesia di Nairobi yang ke-11. Saya dilantik oleh Presiden Joko Widodo bulan September 2020 dan mendarat di Nairobi tanggal 10 November 2020. Kemudian menyerahkan surat kepercayaan dari Presiden Jokowi kepada Presiden Uhuru Kenyatta pada 2 Desember. Jadi saya terhitung sebagai Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh mulai 2 Desember 2020, setelah surat kepercayaan dari Presiden Jokowi diberikan.

Selain untuk Kenya, kami juga rangkap untuk tiga negara lainnya, yaitu Uganda yang tahun depan akan jadi tuan rumah Gerakan Non-Blok, untuk Somali, dan Republik Demokratik Kongo. Saya juga sebagai Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk UN Environment Programme dan The United Nations Human Settlements yang headquarter ada di Nairobi.

Jadi untuk diketahui juga, PBB punya markas besar hanya empat di dunia ini. Tiga di bagian utara di New York, Jenewa, dan Wina. Dan satu di bagian selatan di negara berkembang, yaitu di Kenya dan Nairobi. Dan Nairobi spesial untuk penanganan untuk isu lingkungan dan pemukiman. Jadi kalau Wina isunya mengenai nuklir, Jenewa untuk isu perdagangan dan HAM.

Tapi untuk Kedutaan Kenya di Indonesia baru dibuka Maret tahun lalu. Ibu Menlu Rachel Omamo Maret 2022 membuka secara resmi tahun lalu di Jakarta. Sebelumnya urusan bilateral mereka terkait Indonesia di-cover oleh duta besar mereka yang ada di Kuala Lumpur.

Bagaimana Anda melihat hubungan Indonesia-Kenya?

Menyelami 44 Tahun Hubungan Indonesia-KenyaPresiden Joko "Jokowi" Widodo tiba di Republik Kenya, Minggu (20/8/2023) ( Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Sebenarnya Indonesia-Kenya itu tetangga. Tidak ada negara ketiga yang memisahkan kedua negara, hanya Samudera Hindia yang menyatukan kita, itu satu. Yang kedua, mengatakan bahwa ini masalah perspektif saja, orang mengatakan Indonesia dengan Kenya itu jauh. Perkara jauh-dekat itu relatif, hanya isu perspektif.

Jadi saya ibaratkan, saya selalu menerangkan kepada pengusaha di Kenya bahwa jauh-dekat itu hanya soal empati dan rasa cinta atau tidak. Kalau kita punya rasa cinta, walaupun orangnya di ujung dunia, orang itu kita anggap sangat dekat.

Kemudian dari aspek historis. Sejak April 1955, founding fathers kita Soekarno menginisiasi Konferensi Asia Afrika (KAA). Saya bertemu dengan beberapa mantan presiden atau kepala kerja aktif di wilayah kerja kami, termasuk mantan pejabat Kenya. Mereka selalu mengatakan bahwa “kami adalah pihak yang diuntungkan dari Konferensi Bandung”. Jadi mereka menganggap KAA itu sebagai pendorong bagi mereka untuk melepaskan diri dari penjajahan.

Banyak negara di benua Afrika itu baru merdeka sekitar dekade 1960-an. Bisa dihitung jari negara Afrika yang sudah merdeka yang menghadiri KAA. Selebihnya mereka kirim sebagai pejuang kemerdekaan, seperti Afrika Selatan dan Tunisia. Pejabat itu mengatakan Indonesia itu semacam mercusuar, itulah tujuan kami saat itu untuk mereka.

Jadi dari aspek historis, kita punya aset dan bagaimana memanfaatkan spirit Bandung ini. Oleh karena itu, kunjungan Pak Jokowi sebagaimana ditegaskan oleh Bu Menlu itu seperti Bandung spirit reborn. Jadi kalau Bandung pada dekade 50-an lebih banyak di-driven oleh politik, bagaimana keluar dari kerangkeng penjajahan. Nah kunjungan kali ini dapat dimaknai Bandung spirit reborn yang lebih di-driven ekonomi. Jadi untuk mempromosikan semangat ekonomi.

Apa agenda Pak Jokowi berkunjung ke Kenya?

Kita mempunyai beberapa deliverables, yang diusahakan tidak hanya G-to-G tapi juga B-to-B sekaligus diusahakan P-to-P. Jadi ada tiga layers kunjungan Pak Jokowi itu. Dan kita memanfaatkan momentum sejarah ketika kita yang pertama kali membuka kedutaan di Kenya tahun 1979. Kita membuka kantor kedutaan di Nairobi tahun 1982. Nah masa dari 1979 sampai 1982, untuk urusan bilateral itu di-cover oleh kedutaan kita di Brunei Darussalam.

Kita juga tahu dalam sejarah bahwa Presiden Soekarno sangat dekat dengan (mantan Presiden Tanzania) Mwalimu Julius Nyerere, kemudian dekat juga dengan (mantan Perdana Menteri Demokratik Kongo) Patrice Lalumba karena cocok dengan paham sosialis, wajar saja karena kita dijajah kaum liberalis.  Nah, sejak 1982, tidak ada satupun presiden Indonesia yang mengunjungi negara ini. Oleh karena itu, kami memaknai kunjungan ini sangat historis. Masyarakat Kenya sangat menantikan kunjungan Pak Joko Widodo.

Nah setelah dari Kenya, beliau bergerak ke Tanzania, Mozambique, berakhir di Afrika Selatan untuk menghadiri undangan BRICS Summit.

Baca Juga: Awali Kunjungan ke Afrika, Jokowi Tiba di Kenya

Masyarakat Indonesia di Kenya sangat excited ya?

Menyelami 44 Tahun Hubungan Indonesia-KenyaPresiden Joko "Jokowi" Widodo tiba di Republik Kenya, Minggu (20/8/2023) ( Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Betul sangat excited. Nah, dari catatan kami ada 117 warga Indonesia. Kebanyakan mereka pekerja profesional, international public officers, kerja di sekretariat PBB di sini. Ada juga keluarga dari cabang World Bank di sini. Jadi ini adalah orang-orang yang sangat profesional.

Kami sebagai duta besar di sini sangat bangga dengan diaspora Indonesia di Kenya. Ada juga sekitar 12, sebelumnya ada 20, yang jadi anak buah kapal di Mumbasa. Mereka berlayar di sekitaran Somali, Tanzania, Kenya untuk mencari ikan dan mereka biasanya di-hired untuk pemilik perusahaan dari China, Taiwan, atau Thailand.

Kita beralih ke ekonomi, bagaimana posisi hubungan bisnis Indonesia-Kenya?

Cukup menggembirakan dan perkembangan secara persentase sangat signifikan. Secara data, dari lima tahun terakhir, sebelum COVID trade volume kita dengan Kenya masih di angka 290 juta dolar AS. Begitu kena COVID, tahun 2020 naik jadi 415 juta dolar AS. Kemudian tahun 2021 menjadi 551,9 juta dolar AS.

Jangan melihat nominalnya yang tentu saja dibanding pasar tradisional kita belum sampai 1 miliar dolar AS. Tapi sebagai pasar non-tradisional dan ketika kita melihat data, saya memaknai data ini, ternyata masih banyak ruang lebar untuk mendorong ekonomi ini. Karena peningkatannya hampir 100 persen, padahal saat itu dunia dilanda COVID.

Apa yang menjadi komoditas andalan Indonesia?

Menyelami 44 Tahun Hubungan Indonesia-Kenyailustrasi kelapa sawit (IDN Times/Sunariyah)

Komoditas yang menjadi andalan ternyata sawit, CPO dari Indonesia. 80 persen CPO yang dipasarkan di Kenya, bukan hanya sebagai pasar ya tapi juga sebagai hub untuk negara landlocked lainnya seperti Uganda, Rwanda, itu kan semuanya melalui pelabuhan Kenya. Nah CPO pada tahun 2021 nilainya 258 juta dolar AS, padahal total ekspor-impor 551 juta dolar AS, nah ekspor kita 532,5 juta dolar AS. Artinya kita jauh surplus. Dari 532 juta dolar AS, itu 258 juta dolar AS itu CPO. Jadi lebih dari 64 persen komoditas ekspor.

Ini menggembirakan, ketika komoditas ini memperoleh black campaign di Eropa dan Amerika Utara, nah di sini sangat disambut. Ketika pemerintah kita sempat beberapa bulan setop ekspor CPO, itu terasa sekali drastis turun di sini. Angkanya dari 2021 ekspor kita yang 532 juta dolar AS, tahun 2022 turun jadi 475 juta dolar AS. Karena pengusaha kita dilarang ekspor beberapa bulan. Kami juga menerima komplain karena ini menyangkut stabilitas harga pasar, begitu ditutup itu yang terdampak tidak hanya importir dan distributor, tapi juga end user.

Jadi in total trade kita menurun, dari 2021 yang 551 juta dolar AS, jadi 507 juta dolar AS (pada 2022). Yang tadinya porsi sawit 64 persen dari total 64 persen dari total ekspor jadi 60 persen. Dan kita memang ingin coba diversifikasi, tidak hanya bertumpu pada sawit. Dan itu pula yang dirintis oleh Menko Marves yang sempat bolak-balik ke sini pada Januari dan Juli, untuk mempersiapkan juga kunjungan presiden ke sini. Jadi ada beberapa sektor investasi yang akan jadi deliverables saat kunjungan presiden. Jadi gerakan bisnis sudah jalan selama 1 tahun.

Hampir 80 persen CPO yang masuk ke mari dari Indonesia, sekalipun pengusaha yang bermain ada dari Malaysia, tapi kita tahu semuanya dari Indonesia. Nah, untuk lebih mengoptimalkan lagi, sudah ada pembicaraan untuk optimalkan di perkebunan. Pemerintah sini sudah memberikan konsesi dan lahan, bahkan jumlahnya 200 ribu hektare. Jadi dibagi dua, 100 ribu hektare untuk direct investment, 100 ribu hektare untuk sistem inti plasma, jadi mereka merekrut petani. Ini sudah disajikan, tinggal menunggu tanggapan pengusaha dari kita.

Baca Juga: 20 Potret Seru Berburu Singa di Taman Nasional Nairobi Kenya

Selain CPO, apalagi produk andalan Indonesia?

Paling tidak ada tiga produk besar. Satu CPO, kedua paper atau office paper yang A4, itu produk Sinar Mas ya, itu 60 persen pangsa pasar di Kenya dan beberapa negara sekitar yang landlocked itu disuplai dari Indonesia. Termasuk KBRI itu menggunakan kertas produk Indonesia. Yang ketiga fast moving customer good atau makanan.

Selama saya di sini, saya dan tim membantu beberapa pengusaha produk makanan dari Indonesia yang melakukan ekspor perdana. Kalau mie instan sudah ada sejak 2012, jauh sebelum saya masuk, itu pabriknya ada di Mumbasa, brand manager ada di Nairobi dan ini untuk meng-cover produk Indomie pasar Afrika Timur. Yang baru kami bantu adalah produk santan dari Sasa. Itu baru masuk selama 2 tahun terakhir.

Kalau yang kita beli dari Kenya itu produk agroindustry, seperti kopi, teh, alpukat, dan fresh flower. Jadi Kenya adalah salah satu negara terbesar pengekspor alpukat.

Bagaimana Anda memprediksi hubungan perdagangan Indonesia-Kenya ke depannya?

Data kami, tahun lalu dari 507 juta dolar AS, kita ekspor 475,4 juta dolar AS dan impor kita hanya 32 juta dolar AS. Jadi kita surplus besar.

Asesmen saya, dalam 2-3 tahun ke depan, kita akan mendapatkan surplus yang cukup besar. Akan bouncing lagi, setelah paling tidak saya mengintepretasikan dari data statistik. COVID saja ketika mobilitas barang terhenti kemudian harga asuransi tinggi, tapi kondisinya naik. Turun hanya karena regulasi yang beberapa bulan melarang ekspor sawit. Sekarang sudah dibuka lagi, ditambah dengan kebijakan diversifikasi sektor perdagangan. Dan ada beberapa perusahaan serta BUMN yang ingin investasi di Kenya. Jadi hubungan dagang dan bisnis akan lebih bagus lagi.

Baca Juga: Presiden Jokowi Disambut Meriah Warga Indonesia di Kenya

Bagaimana dengan hubungan investasi Indonesia-Kenya?

Pada saat kunjungan Pak Menko Luhut, salah satunya menyoroti investasi energi. Ada dua sektor yang dua-duanya ditangani Pertamina, satu geothermal dan itu sangat besar potensinya. Yang kedua refinery energy. Tapi yang diutamakan geothermal, kenapa? Karena dibandingkan dengan renewable energy yang dipunyai, itu fosil energi di sini relatif tidak besar depositnya. Artinya, negara ini juga memang lebih mengembangkan selain minyak, selain fosil, seperti tenaga angin, air, dan geothermal. Dan kita yang sudah nampak sekali akan besar adalah geothermal.

Yang minyak, kita semacam take over milik Inggris, kemudian dikelola nasional dan itu ditawarkan ke kita. Potensinya cukup besar. Jadi alih-alih eksplorasi atau eksploitasi, ini jadi lebih kepada tahap akhir. Dan itu lebih menguntungkan.

Untuk sektor investasi yang kedua itu garmen dan textile. Itu ada pemain besar kita yang siap membangun pabrik. Kita tahu perusahaan Sritex dan Busana, Busana sudah membuka dua pabrik di sini. Itu semua hasil kunjungan Pak Luhut kemarin dan mungkin akan difinalisasi saat kunjungan presiden. Jadi yang saya identifikasi 6-7 MoU B-to-B, cukup banyak. Jadi tadi geothermal, oil, tekstil, biofarma atau farmasi.

Bahkan pada saat kunjungan Pak Luhut sudah ada penandatanganan Letter of Intent yang akan di-follow up dengan MoU pada saat kunjungan Pak Presiden. Juga pangsa pasar di sini untuk vaksin dan farmasi cukup besar, karena negara ini impor dari Eropa, China, India, atau Pakistan. Dan produk kita cukup bersaing. Dan itu juga pasar yang cukup menjanjikan.

Jadi harapannya kunjungan Presiden akan memperkuat potensi ekonomi kita?

Menyelami 44 Tahun Hubungan Indonesia-KenyaPresiden Joko "Jokowi" Widodo tiba di Republik Kenya, Minggu (20/8/2023) ( Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Iya, potensinya sangat besar. Selama 2,6 tahun di sini, setiap kali diminta untuk jadi narasumber oleh organisasi pengusaha Kenya, ada saja pertanyaan yang menanyakan di mana Indonesia berada? Oleh sebab itu, atas inisiatif lokal di sini, sesuai mandat Presiden Joko Widodo untuk mempromosikan diplomasi ekonomi, saya katakan kalau dari situasi yang ada ekonomi akan tumbuh ketika orang sudah kenal Indonesia. Bagaimana kita memperkenalkan produk Indonesia kalau tidak kenal negaranya. Karena maklum saja, mereka bekas jajahan Inggris, orientasinya lebih banyak ke Eropa.

Nah untuk itu saya kembangkan diplomasi pendidikan. Apa itu? Alhamdulillah sejak 2 tahun lalu, pemerintah dan pihak Indonesia memenuhi appeal kami mengumpulkan 45 alokasi untuk full scholarship bagi mahasiswa Kenya, itu 10 kami peroleh dari Pelindo, 30 dari PP Muhammadiyah, 3 dari Universitas Negeri Yogyakarta. Jadi ketika ada rektor atau pengusaha ke sini, kita todong untuk memberikan beasiswa. Bahkan investor kita Indofood memberikan full scholarship kepada 2 orang. Jadi in total yang kami kerja sama ada 45 scholarship tahun ini.

Kenapa pendidikan? Karena kami memandang bahwa selama ini mereka memang belajar saat usia muda, tapi bisa kita bayangkan 20-25 tahun di masa depan akan jadi menteri, ketua partai, ketua parlemen, pokoknya decision maker. Dan nanti otomatis rujukan yang akan mereka ambil adalah Indonesia. Karena pengalaman keluar negeri pertama kali adalah Indonesia dan itu yang ingin kita kembangkan. Jadi investasi untuk masa depan Indonesia.

Baca Juga: [QUIZ] Yuk Uji Pengetahuan Kamu seputar Kementerian Luar Negeri RI

Soal pariwisata, bagaimana mempromosikannya jika belum banyak yang mengenal Indonesia?

Mungkin karena saya datang di tengah COVID, bahkan PNBP kami itu nol, artinya tidak ada turis datang. Nah mulai muncul itu (wisata ke Indonesia) ketika kita undang menteri luar negeri untuk membuka perwakilan pada Maret 2023, yang itu pula menjadi titik balik hubungan Indonesia-Kenya.

Tidak berarti saya mengesampingkan (peran dubes) sebelumnya, tapi kesannya kita terus yang mendorong. Kalau sekarang kan mau tidak mau, kebetulan Dubes Kenya di Jakarta sangat profesional dan senior, jadi kita selalu tek-tok, setiap minggu pasti selalu WA untuk saling koordinasi. Sejak itu PNBP kita alhamdulillah dari visa meningkat drastis.

Kalau dulu orang yang datang ke Indonesia dari wilayah kerja kami datang karena undangan dari pemerintah, apakah seminar, konferensi internasional, atau kegiatan PBB, kita hanya sebagai tuan rumah. Jadi orang datang ke sana for business bukan untuk liburan.

Nah sekarang alhamdulillah sudah bouncing dan kebetulan kami punya sentimen yang sama. Menlu Kenya juga merayakan kunjungan Presiden, dan setelah 43 tahun ini momen yang bagus, kita bekerja sama dengan media lokal yang didorong oleh pemerintah untuk glorifikasi kunjungan presiden. Jadi ini seperti iklan gratis untuk promosikan Indonesia. 

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya