TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sri Mulyani Prediksi Pembiayaan Utang di 2021 Turun 18,6 Persen

Pembiayaan utang 2021 diprediksi turun Rp219 triliun

Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pembiayaan utang tahun ini akan lebih rendah dari  yang telah ditetapkan pemerintah dalam APBN 2021. Penurunannya diprediksi mencapai 18,6 persen.

Pada APBN 2021, pemerintah menargetkan pembiayaan utang mencapai Rp1.177,4 triliun. Namun, menurutnya pembiayaan utang tahun ini hanya mencapai Rp958,1 triliun.

"Ini hal yang bagus, berarti kita mengurangi kenaikan utang yang tadinya Rp1.177 triliun menjadi Rp958 triliun atau turun 18,6 persen," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja (Raker) dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin (12/7/2021).

Baca Juga: Duh, Utang Pemerintah Lampaui Ketentuan IMF!

1. Realisasi pembiayaan semester I dan prognosa semester II

Ilustrasi Utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Penurunan pembiayaan utang 2021 dilatarbelakangi oleh realisasi pembiayaan utang pada semester I-2021 yang sebesar Rp443 triliun atau 37,6 persen terhadap APBN, dan juga prognosa semester II yang hanya Rp515,1 triliun atau 43,8 persen dari APBN.

"Jadi kita hanya akan merealisasi utang tahun ini Rp958 triliun. Jauh lebih rendah, atau sekitar Rp219 triliun lebih rendah dari UU APBN," tutur Sri Mulyani.

Baca Juga: Dapat Peringatan BPK, Jokowi: Pemerintah Kelola Utang dengan Hati-hati

2. Nominal defisit APBN bakal lebih rendah

IDN Times/Arief Rahmat

Dia menjelaskan, pembiayaan utang tahun ini diprediksi lebih rendah juga karena nominal defisit APBN juga diperkirakan lebih rendah. Sementara itu, pemerintah menargetkan defisit APBN sebesar 5,7 persen.

Di sisi lain,  penerimaan negara dalam kondisi yang baik, dan juga penyerapan belanja negara lebih optimal. Selain itu, adanya Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang kemudian dialokasikan untuk investasi pemerintah.

"Ini terutama karena defisit APBN secara nominal akan lebih rendah. Tadi penerimaan negara kita bagus, belanja kita absorbsinya optimal, dan dari sisi penggunaan SAL yang kita pakai secara optimal dalam situasi ini," ucap dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya