TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Isu Sepeda Kena Pajak, AIPI: Mau Masyarakat Gak Sehat?

Kalau sepeda dipajaki, harganya akan naik, peminatnya turun

IDN Times/Larasati Rey

Jakarta, IDN Times - Ketua Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI), Rudiyono, menyampaikan bahwa wacana pengenaan pajak terhadap sepeda merupakan gagasan yang tidak bijak. Sebab, sepeda tidak sepatutnya digolongkan sebagai transportasi.

“Kami pasti gak setujulah (dibebankan pajak). Soalnya sepeda ini bukan alat transportasi, tapi alat olahraga,” kata Rudiyono saat dihubungi IDN Times, Rabu (1/7/2020).

Baca Juga: Digandrungi saat Pandemik, Penggunaan Sepeda Bakal Diatur Kemenhub

1. Bila sepeda dipajaki, permintaan di pasar akan menurun

Ilustrasi Sepeda (IDN Times/Vanny El-Rahman)

Rudiyono khawatir, harga sepeda yang naik akibat pajak akan mempengaruhi permintaan di pasar. Dari situ, sangat mungkin masyarakat tidak lagi memilih sepeda sebagai sarana berolahraga.

“Memangnya pendapatan sepeda sesignifikan apa sih, sampai harus dikenai pajak. Dibandingkan nanti masyarakat kurang sehat, karena gak bisa beli sepeda?” sambung dia.

2. Industri sepeda sudah bayar pajak melalui komponen-komponennya

IDN Times/Larasati Rey

Dia tidak sependapat jika ada yang mengatakan pembeli sepeda tidak membayar pajak. Sebab, komponen-komponen sepeda dipesan dari luar negeri dan sudah merupakan objek pajak.

“Kita juga masih ada komponen impornya, kita bayar pajak bea masuk dari komponen impor. Kalau nanti kena pajak, harganya pasti akan menyesuaikan (naik) lagi,” tambah dia.

Baca Juga: Kemenhub Bantah Kabar soal Regulasi Pajak untuk Sepeda

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya