TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presidensi G20, Indonesia Potensi Raup Rp519 Triliun!

Ada tiga klaster keuntungan yang didapat RI dari G20

Digitalbisa.id/G20 Indonesia

Jakarta, IDN Times – Kementerian Luar Negeri membeberkan sejumlah keuntungan yang diterima Indonesia sebagai Presidensi G20. Isu ini menjadi sorotan masyarakat luas karena G20 kerap dianggap sebagai isu elite, yang tidak berdampak pada kehidupan masyarakat.

“Jadi kita berusaha untuk memastikan bahwa G20 memberikan manfaat bagi Indonesia dan dunia melalui berbagai mekanisme. Pembahasan G20 on track dan sudah banyak hasil nyata,” kata Co-Sous Sherpa G20 Indonesia, Hari Prabowo, pada sesi media briefing Kemlu RI di Ritz-Carlton, Jakarta, Senin (12/9/2022).

Secara garis besar, ada tiga klaster untuk menjelaskan keuntungan Indonesia sebagai Presidensi G20. Apa saja itu?

Baca Juga: Menlu: Ada 10 Proyek G20 untuk Kepentingan Negara Kepulauan Kecil 

Baca Juga: Perusahaan Teknologi Kesehatan-Kartu Prakerja Ramaikan DEWG G20

1. Keuntungan yang didapat dari sesama anggota G20

Chair DEWG G20 Mira Tayyiba saat membuka Welcome Dinner DEWG G20 di Unity Garden Mulia Resort Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (28/08/2022) (Dok. Kemkominfo)

Keuntungan klaster pertama diperoleh dari berbagai working group pada tingkat kementerian. Pada tingkat Sherpa Track, jalur yang membahas isu-isu ekonomi nonkeuangan, ada 11 working groups, 1 initiative group, dan 10 engagement groups.

“Dalam 3 minggu terakhir berlangsung berbagai pertemuan tingkat menteri G20 dan di situ masing-masing menyampaikan deliverables konkret. Di (working group) energi misalnya ada Bali Compact, jadi G20 berhasil menyepakati energi patitransisi,” kata Hari.

“Terus pertemuan menteri pembangunan di Belitung menghasilkan roadmap untuk pemulihan dunia dan menghasilkan prinsip untuk mendorong G20 maupun global untuk semakin menguatkan finance untuk pembangunan,” tambah dia.

Baca Juga: Inggris Tolak Kehadiran Putin di KTT G20 Bali

2. Keuntungan klaster dua dirasakan secara global

(g20.org/media)

Klaster kedua datang dari proyek atau program konkret yang hasilnya dapat dirasakan lebih dari satu negara.

“Jadi Presidensi Indonesia memfasilitasi deliverables konkret. Misal si A dan si B membangun proyek yang hasilnya bisa dirasakan oleh banyak negara dan itu mencerminkan komitmen serta kontribusi G20 bagi dunia,” kata Hari.

Hingga 7 September, kata Hari, sedikitnya ada 274 proposal pada klaster ini.

“Misalnya pada mekanisme CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations), itu masing-masing negara menyampaikan berbagai dukungannya. Indonesia berkontribusi, Australia berkontribusi 100 juta dolar AS,” beber Hari, seraya menjelaskan bahwa inisiatif tersebut juga bermanfaat bagi Indonesia dan banyak negara jika pandemik terjadi lagi di masa depan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya