TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ghana Pede Bisa Selesaikan Masalah Utang Tanpa Bantuan IMF

Menkeu yakin langkah pemerintah bereskan utang sudah benar

Logo IMF (twitter.com/Kenyan Facts)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Ghana, Ken Ofori-Atta, mengungkapkan bahwa negaranya bisa menyesaikan masalah utang tanpa bantuan International Monetary Fund (IMF). Ia yakin langkah yang diambil pemerintah sudah benar.

"Kami telah berkomitmen untuk tidak kembali ke IMF karena ... IMF tahu kami (bergerak) ke arah yang benar," kata Ofori-Atta dalam konferensi pers di ibukota Accra, dilansir Reuters, Jumat (13/5/2022).

Ia menambahkan, hal itu adalah tentang bagaimana memvalidasi program yang dimiliki pemerintah dan menemukan cara lain untuk menangani utang negara.

Baca Juga: Ghana Wajibkan Vaksinasi untuk Pelancong Pesawat

Baca Juga: Pemilu Ghana 2020 Hadirkan Pertarungan Dua Mantan Presiden

1. Utang Ghana yang tinggi menyebabkan krisis 

ilustrasi utang negara (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut data pemerintah, total utang publik Ghana mencapai sekitar 77 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada akhir tahun 2021. Hal itu menyebabkan negara tersebut jatuh ke dalam jurang krisis ekonomi.

Pemerintah pada bulan Maret telah mengumumkan serangkaian pemotongan pengeluaran untuk mengatasi inflasi, mengurangi defisit publik, memulihkan mata uang lokal yang terdepresiasi, dan meyakinkan investor yang ketakutan. Namun, mereka secara konsisten menolak untuk meminta bantuan IMF.

Produsen emas, minyak, dan kakao melihat inflasi konsumen naik hampir 24 persen di April meskipun ada upaya untuk menahan kenaikan harga dan memacu pemulihan.

Baca Juga: Efek Perang di Ukraina, IMF: Negara Berkembang Bisa Gagal Bayar Utang

2. Bunga utang dalam negeri Ghana lebih besar 

pexels.com/@gabby-k

Ofori-Atta mengatakan prioritasnya adalah menyelesaikan utang dalam negeri Ghana, yang memiliki tingkat bunga tiga sampai empat kali lebih tinggi dari utang luar negeri.

"Kita perlu memutuskan sendiri struktur apa yang akan berguna bagi kita," tambahnya.

Bank sentral pada bulan Maret menaikkan suku bunga pinjaman utamanya dengan rekor 250 basis poin dan diharapkan untuk meninjau hal itu pada pertemuan Komite Kebijakan Moneter berikutnya pada 23 Mei.

Ofori-Atta mengatakan kenaikan suku bunga lain akan menjadi reaksi spontan terhadap inflasi impor. Ia mencatat bahwa harga terus meningkat sejak kenaikan pada Maret.

"Kita perlu mencari pendekatan yang memberi kita ruang fiskal," kata Ofori-Atta.

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya