Startup Gapai Dapat Suntikan Dana Tahap Awal US$1 Juta, Ini Misinya!

Gapai mau berdayakan pekerja migran

Intinya Sih...

  • Gapai mendapatkan pendanaan tahap awal senilai 1 juta dolar AS atau Rp16 miliar dari Wavemaker Partners dan Antler untuk memperluas layanan penempatan kerja internasional.
  • Investasi ini akan digunakan untuk memperkuat proses operasional penempatan di luar negeri dengan infrastruktur teknologi yang komprehensif serta merevolusi pengalaman penempatan pekerja migran.
  • Gapai berfokus pada penyaringan kandidat, wawancara, dan pelatihan keterampilan bagi pekerja Indonesia serta menargetkan menjaring 70 ribu pekerja Indonesia dan mengirim 2.200 di antaranya untuk berkarier di lanskap global.

Jakarta, IDN Times - PT Akademi Indonesia Cerdas (Gapai), startup yang membantu tenaga kerja Indonesia untuk mengejar karier di pasar global, mendapatkan pendanaan tahap awal atau seed senilai 1 juta dolar AS atau setara Rp16 miliar. Suntiksn dana ini akan digunakan Gapai untuk memperluas layanan penempatan kerja internasionalnya.

Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Wavemaker Partners memimpin putaran pendanaan ini dengan partisipasi dari Antler dan Angel Investor. Wavemaker Partners dan Antler merupakan dua VC global dengan spesialisasi investasi startup tahap awal di Asia Tenggara. 

Investasi dari Wavemaker Partners dan Antler mencerminkan kepercayaan terhadap potensi pertumbuhan Gapai dalam merevolusi proses penyaluran kerja migran antarnegara.

Baca Juga: Mandiri Capital Indonesia Miliki 23 Startup Selama 2023

1. Dengan dana segar, Gapai perkuat operasional revolusi pengalaman pekerja migran

Startup Gapai Dapat Suntikan Dana Tahap Awal US$1 Juta, Ini Misinya!Startup Gapai (Dok.Gapai)

Di tahap awal, Gapai akan menggunakan dana segar ini untuk memperkuat proses operasional penempatan di luar negeri dengan infrastruktur teknologi yang komprehensif. Selain itu, Gapai berupaya merevolusi proses pengalaman penempatan pekerja migran di luar negeri dengan mengedepankan kemudahan, kecepatan, dan transparansi.

Berdasarkan data nasional tahun 2020-2023, terdapat peningkatan 7x lipat kasus perdagangan ilegal terhadap pekerja migran dari Indonesia. Sekitar 1.800 orang telah menjadi korban penempatan kerja ilegal di berbagai negara.

Untuk mengatasi masalah ini, Gapai berfokus untuk menyaring kandidat, melakukan wawancara, dan memberikan pelatihan peningkatan keterampilan bagi para pekerja Indonesia. Itu untuk membangun jaringan talenta siap kerja yang dapat memenuhi permintaan pasar internasional.

Dalam hal ini, Gapai berperan untuk menghubungkan calon karyawan dengan perusahaan yang sesuai dalam platformnya yang inovatif, sehingga proses penempatan kerja lintas batas negara dapat menjadi lebih cepat, aman, dan transparan dibandingkan melalui agen konvensional.

2. Gapai ditarget menciptakan pertumbuhan bisnis 10 kali lipat

Startup Gapai Dapat Suntikan Dana Tahap Awal US$1 Juta, Ini Misinya!Ilustrasi startup. Pria yang kebingungan memutuskan sesuatu (Pixabay/StartupStockPhotos)

Dengan izin dan proses baru, Gapai mampu menciptakan pertumbuhan bisnis hingga 10 kali lipat dari tahun lalu. Di 2024, Gapai menargetkan untuk menjaring 70 ribu pekerja Indonesia, dan mengirim 2.200 di antaranya untuk berkarier di lanskap global.

“Gapai sebagai platform bagi pekerja migran mentransformasi proses tersebut. Melalui aplikasinya, proses penyaluran dibuat menjadi lebih cepat dan lebih efisien bagi perusahaan dan kandidat. Dengan menerapkan penyaringan kandidat yang teliti, Gapai bertujuan untuk memastikan proses lamaran yang berkualitas tanpa harus menunggu lama seperti biasanya, dan semua diselesaikan hanya dalam satu hingga dua bulan," ungkap Paul Santos, Managing Partner Wavemaker Partners.

Dengan demikian, lanjutnya, perusahaan mendapatkan aliran kandidat yang menjanjikan dari Indonesia secara cepat dan stabil, sekaligus menghemat biaya tenaga kerja dan perekrutan.

"Kami sangat menantikan pertumbuhan Gapai dan kami bangga dapat mendukung Gapai dalam memberikan kesempatan yang adil bagi para tenaga kerja Indonesia untuk memaksimalkan potensi penghasilan mereka dan menghidupi keluarga mereka di Indonesia," sambung Santos.

Baca Juga: Antler Kucurkan Rp75 Miliar ke Startup di Asia Tenggara

3. Gapai yakin bisa lipatgandakan jumlah pekerja migran

Startup Gapai Dapat Suntikan Dana Tahap Awal US$1 Juta, Ini Misinya!CEO Gapai Radityo Susilo (Dok. Gapai)

Sejak mendapatkan pendanaan Antler di tahap pendirian, Gapai telah mengembangkan jaringan yang terdiri dari 12 ribu pekerja berkualitas. CEO Gapai Radityo Susilo mengatakan pihaknya optimistis bisa melipatgandakan jumlah tenaga kerja migran yang kami bantu setiap tahunnya, mengingat populasi Indonesia yang besar dan terus berkembang.

“Prioritas pengembangan bisnis kami tahun ini adalah memperluas jangkauan pasar Gapai ke 15 negara di Eropa termasuk Hongaria, Rumania, Jerman, dan Inggris, negara-negara di kawasan Asia-Pasifik seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, serta negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi, UEA, Kuwait, dan Qatar,” tambahnya.

4. Sektor jasa penyaluran tenaga kerja lintas negara terus tumbuh

Startup Gapai Dapat Suntikan Dana Tahap Awal US$1 Juta, Ini Misinya!Ratusan pekerja migran Indonesia dikumpulkan di Patrajasa Semarang untuk menggalang dukungan pemenangan bagi Prabowo Subianto. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sektor jasa penyaluran tenaga kerja lintas negara terus bertumbuh, di mana kini nilainya mencapai 56 miliar dolar AS atau Rp900 triliun. Agung Bezharie Hadinegoro, Partner Antler mengatakan Indonesia yang erada di posisi strategis berkat bonus demografi, bisa berperan penting sebagai penyalur tenaga migran di lingkup global.

“Gapai siap untuk mentransformasi sektor migrasi, lewat perpaduan teknologi inovatif dan tata kelola yang transparan. Kami sangat antusias untuk kembali berinvestasi di Gapai dan kami percaya Gapai bisa membantu lebih banyak pekerja migran di Indonesia untuk mendapatkan peluang kerja yang sesuai dengan aspirasi mereka,” ujarnya.

Pada 2045, Indonesia akan menikmati bonus demografi, di mana 70 persen penduduk akan berada di umur produktif kerja. Hal ini sangat kontras dengan wilayah seperti Jepang, Korea Selatan, dan Eropa, yang tengah mengalami tantangan populasi yang semakin menua dan pertumbuhan populasi yang lebih lambat.

Untuk itu, Gapai akan memimpin upaya untuk memaksimalkan potensi ini, memastikan bahwa talenta-talenta Indonesia terlihat dan banyak dicari di panggung global.

Baca Juga: Tips Bikin Produk Baru bagi Startup, Jangan Takut Nyoba! 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya