Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi gedung tinggi (Pexels.com/Laura Tancredi)
Ilustrasi gedung tinggi (Pexels.com/Laura Tancredi)

Proses rekrutmen sedang mengalami perubahan besar. Jika sebelumnya gelar dan pengalaman kerja menjadi fokus utama, sekarang banyak perusahaan mulai mengutamakan keterampilan. Tren ini disebut skill-based hiring, dan semakin diminati oleh berbagai industri.

Perubahan ini hadir untuk menjawab tantangan dunia kerja modern. Dengan berkembangnya teknologi, kebutuhan keterampilan juga berubah dengan cepat. Perusahaan mencari kandidat yang bisa langsung berkontribusi tanpa harus menunggu pelatihan panjang.

1. Apa itu skill-based hiring?

Ilustrasi dua perempuan memegang laptop (Pexels.com/Thirdman)

Skill-based hiring adalah pendekatan rekrutmen yang fokus pada keterampilan kandidat. Perusahaan menilai kemampuan teknis dan soft skills daripada sekadar melihat gelar atau pengalaman kerja sebelumnya. Hal ini membuat proses rekrutmen lebih adil dan inklusif.

Dalam pendekatan ini, perusahaan sering menggunakan uji keterampilan atau tugas nyata. Langkah ini membantu mereka menilai kandidat berdasarkan apa yang benar-benar bisa dilakukan. Ini sangat relevan di era di mana adaptasi lebih penting daripada sekadar teori.

2. Keuntungan skill-based hiring

Ilustrasi orang yang sedang berpegangan tangan (Pexels.com/fauxels)

Keuntungan utama dari skill-based hiring adalah efisiensi. Kandidat yang dipilih biasanya sudah siap bekerja sehingga proses adaptasi menjadi lebih cepat. Ini membantu perusahaan menghemat waktu dan biaya pelatihan.

Selain itu, pendekatan ini mendorong keberagaman di tempat kerja. Karena fokus pada keterampilan, kandidat dari berbagai latar belakang memiliki kesempatan yang sama. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang lebih dinamis dan kreatif.

3. Cara perusahaan menerapkan skill-based hiring

Ilustrasi lima orang sedang berdiskusi (Pexels.com/fauxels)

Banyak perusahaan kini menggunakan tes berbasis proyek saat rekrutmen. Kandidat diminta menyelesaikan tugas yang mirip dengan pekerjaan sebenarnya. Tes ini membantu mereka menunjukkan kemampuan secara langsung.

Selain itu, platform online seperti LinkedIn mulai menonjolkan fitur sertifikasi keterampilan. Perusahaan dapat melihat keterampilan spesifik kandidat yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pendekatan ini mempermudah pencocokan antara kandidat dan pekerjaan.

4. Tantangan dalam skill-based hiring

Ilustrasi orang memegang kertas (Pexels.com/cottonbro studio)

Meski memiliki banyak keuntungan, skill-based hiring juga punya tantangan. Salah satunya adalah membuat tes yang benar-benar relevan dengan pekerjaan. Tanpa persiapan yang matang, perusahaan bisa salah menilai kandidat.

Selain itu, beberapa keterampilan mungkin sulit diukur dengan tes singkat. Soft skills seperti komunikasi atau kepemimpinan sering kali membutuhkan penilaian yang lebih mendalam. Ini memerlukan kombinasi metode untuk mendapatkan hasil terbaik.

Skill-based hiring menjadi tren yang layak diperhatikan di dunia kerja modern. Pendekatan ini tidak hanya membuat rekrutmen lebih efisien tetapi juga lebih inklusif. Meski ada tantangan, manfaatnya jelas lebih besar bagi perusahaan maupun kandidat. Fokus pada keterampilan adalah langkah maju untuk menghadapi dunia kerja yang terus berubah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team