Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Merek Global Indonesia (Apregindo), Handaka Santosa menyatakan, dampak tidak langsung tarif resiprokal 32 persen yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump ke Indonesia akan sangat mengkhawatirkan bagi industri ritel dalam negeri.
Dalam setiap efek negatif terhadap bisnis ritel Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat terpengaruh. Hal itu lantaran data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, konsumsi rumah tangga (ritel) masih jadi sumber pertumbuhan tertinggi untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025, yakni sebesar 2,61 persen.
"Walaupun tidak ada dampak yang terkait langsung dari tarif 32 persen Trump terhadap dunia ritel, tetapi dampak secara tidak langsung terhadap dunia ritel akan sangat mengkhawatirkan. Pesanan dari Amerika untuk produk Indonesia tentu ada penurunan apabila tarif benar menjadi 32 persen. Ekspor pakaian jadi, sepatu, furnitur dan lain-lain akan terpangkas apabila pesanan dialihkan ke negara yang tarifnya lebih rendah seperti Vietnam," tutur Handaka kepada IDN Times, Minggu (13/7/2025).