Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Arsjad Rasjid saat berdiskusi dengan awak media. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Intinya sih...

  • Bonus demografi Indonesia menjadi kekhawatiran Arsjad Rasjid.
  • 196 juta orang usia produktif bersaing untuk 1,3 juta lowongan kerja.
  • Pengangguran muda mencapai 16%, mengancam masa depan Indonesia.

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council (IBC), Arsjad Rasjid mengakui ada satu hal yang membuatnya tidak bisa tidur belakangan ini. Hal tersebut adalah bonus demografi populasi Indonesia.

Arsjad mengaku khawatir terhadap bonus demografi yang alih-alih bisa menjadi keuntungan buat Indonesia, justru menjadi bumerang bagi bangsa ini dalam beberapa tahun mendatang. Menurut data yang dimiliki Arsjad, saat ini ada 196 juta orang masuk dalam usia produktif dan tiap tahunnya ada 2,5 juta orang lulusan baru yang bersaing untuk mendapatkan 1,3 juta lowongan kerja.

"Sementara itu ada 13 juta anak muda katanya tidak bekerja, tidak sekolah, dan tidak ikut pelatihan dan mereka ini banyak daripada adik-adik kita, banyak yang kehilangan arah. Malahan karena kehilangan arah tadi, tak ikutan segala macam ini bisa kehilangan potensi. Itu yang saya lihat," kata Arsjad dalam coffee break dengan awak media di Jakarta, Jumat (2/5/2025).

1. Bonus demografi bisa jadi bom waktu buat Indonesia

ilustrasi lowongan kerja (IDN Times/Nathan Manaloe)

Di sisi lain, angka pengangguran muda saat ini sudah mencapai 16 persen dari total populasi. Oleh karena itu, Arsjad menilai jika bonus demografi tidak ditangani secara serius maka akan menjadi mimpi buruk bagi Indonesia.

"Mungkin hari ini tidak apa-apa, tapi kita bicara lima tahun dari sekarang, 10 tahun dari sekarang. Ini bahaya sekali dan ini bisa yang namanya jadi bom waktu. Kalau kita tidak menangani ini, akan terjadi social issue," ujar Arsjad.

Arsjad menambahkan, permasalahan sosial jadi ancaman lantaran dari bonus demografi tersebut muncul anak-anak muda yang butuh pekerjaan dan ingin bekerja.

2. Ada 208 juta bonus demografi RI pada 2030-2045

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka. (Tangkapan layar YouTube Gibran Rakabuming Raka)

Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengingatkan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi sebesar 208 juta pada periode 2030 sampai 2045. Maka, ia mengajak anak muda Indonesia untuk tidak menyia-nyiakan momen berharga itu. Pada momen itu, maka jumlah usia produktif di Tanah Air mencapai lebih dari separuh total penduduk Indonesia.

"Ini merupakan sebuah kondisi yang terjadi dalam satu kali sejarah peradaban sebuah bangsa. Kesempatan ini tidak akan terulang, di mana sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif," ujar Gibran seperti dikutip akun YouTube Gibran pada 19 Maret 2025.

Dalam situasi itu, penduduk usia produktif di suatu negara lebih besar sehingga memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan arah kemajuan. Gibran pun berharap, bonus demografi tersebut bisa menjadi jawaban untuk masa depan Indonesia.

"Ini adalah kesempatan emas untuk mengelola bonus demografi agar tidak menjadi sekadar bonus," tutur dia.

3. Anak muda Indonesia bisa berprestasi pada level dunia

Poster Film Jumbo (instagram.com/jumbofilm_id)

Dalam, Gibran kemudian memberikan sejumlah contoh bahwa anak muda Indonesia sudah mulai menjadi jawaban dari tantangan yang ada. Contoh pertama, film animasi Indonesia berjudul Jumbo karya rumah produksi Visinema Pictures ternyata sudah ditonton sekitar delapan juta penonton.

"Film Jumbo ini karya animator muda Indonesia yang akan ditayangkan di 17 negara, yakni Asia dan Eropa. Ini menjadi era baru industri animasi Indonesia," ujar Gibran.

Contoh kedua yang disebut oleh Gibran yakni Timnas U-17 yang untuk kali pertama berhasil lolos kualifikasi ke Piala Dunia 2025. "Satu-satunya wakil dari Asia Tenggara (yang lolos)," tutur putra sulung Presiden ke-7, Joko "Jokowi" Widodo tersebut.

Editorial Team