Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Asing Tarik Modal Rp7,9 Triliun dari Pasar Keuangan RI

ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi aliran modal (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Investor asing tarik dana Rp7,9 triliun dari pasar keuangan RI
  • Penarikan dana terjadi pada instrumen saham dan SRBI, namun masih ada pembelian di pasar SBN
  • Imbal hasil obligasi turun, risiko tetap terkendali, BI tegaskan komitmen jaga stabilitas eksternal

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) melaporkan investor asing menarik dananya dari pasar keuangan Indonesia senilai Rp7,9 triliun selama periode 7 hingga 10 Juli 2025. Penarikan tersebut tercermin dari aksi jual bersih atau net sell, yaitu kondisi ketika nilai penjualan lebih besar dibandingkan pembelian oleh investor asing.

"Berdasarkan data transaksi 7 sampai dengan 10 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp7,90 triliun," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu (12/7/2025).

Dari total dana yang keluar, sebesar Rp5,41 triliun berasal dari penjualan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Rp2,34 triliun dari pasar saham, dan Rp160 miliar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN).

1. Asing banyak lepas saham dan SRBI sepanjang 2025

Pengunjung berjalan didekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)
Pengunjung berjalan didekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

BI mencatat sepanjang 2025 hingga 10 Juli 2025, investor asing sudah melepas dana sebesar Rp56,24 triliun dari pasar saham dan Rp35,08 triliun dari instrumen SRBI. Namun, mereka masih mencatatkan pembelian di pasar SBN sebesar Rp59,27 triliun.

Instrumen SRBI sendiri merupakan surat utang jangka pendek yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI), sedangkan SBN merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang diterbitkan oleh pemerintah.

2. Imbal hasil obligasi turun dan risiko tetap terkendali

ilustrasi obligasi syariah (unsplash.com/micheile henderson)

Pada Kamis (10/7/2025), tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun turun ke 6,56 persen. Yield adalah tingkat keuntungan yang didapat investor dari memegang surat utang tersebut.

Sebagai perbandingan, yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury) tenor 10 tahun naik ke 4,350 persen. Keesokan harinya, Jumat (11/7/2025), yield SBN masih bertahan di level 6,56 persen.

Sementara itu, premi credit default swap (CDS) Indonesia, indikator risiko gagal bayar utang relatif stabil di 73,03 basis poin, turun tipis dari posisi 4 Juli sebesar 73,74 basis poin.

3. BI tegaskan komitmen jaga stabilitas eksternal

Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) di level 3,5 persen (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) di level 3,5 persen (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Bank Indonesia memastikan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan lembaga terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi. BI juga mengoptimalkan bauran kebijakan guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," ujar Ramdan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us