Ini 5 Fokus Pemerintah dalam Penyusunan RAPBN 2020
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dalam penyusunan RAPBN 2020, ada lima fokus kebijakan yang telah disampaikan oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
"Ada lima hal, terkait erat dengan diagnosa dan disesuaikan dengan berbagai sentimen eksternal maupun internal," tuturnya di "Seminar Nasional Membahas Nota Keuangan RAPBN 2020, Mengawal Akuntabilitas Penerimaan Negara" di Gedung Pustakaloka DPR RI, Rabu (21/8).
Apa saja permasalahan yang menjadi inti dari permasalahan yang menjadi fokus pemerintah untuk ditangani tersebut?
1. Permasalahan SDM
Pertama, sumber daya manusia (SDM), seperti pendidikan, kemampuan, mobilitas, serta kreativitas menciptakan produk. Itu semua perlu diatasi guna meningkatkan perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Begini Asumsi Makro Ekonomi dalam RAPBN 2020
2. Segi infrastruktur
Kedua, dari segi infrastruktur. Menurut Sri Mulyani, masih perlu suatu peningkatan kualitas maupun persediaan infrastruktur. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk mendukung transformasi ekonomi. Itu dibutuhkan guna mendorong sisi kompetitif dan efisiensi.
3. Permasalahan ketimpangan sosial
Editor’s picks
Selanjutnya adalah perlindungan sosial sebab pemerintah tidak hanya ingin ekonomi bertumbuh tetapi juga harus berkualitas guna mengatasi ketimpangan sosial.
“Kita masih muda, dan ini merupakan suatu antisipasi bahwa bonus demografi tidak akan terjadi selamanya,” katanya.
4. Desentralisasi fiskal
Kemudian, fokus terhadap desentralisasi fiskal dari sisi kualitas karena sepertiga dari belanja negara merupakan transfer ke daerah. Transfer tersebut merupakan dana alokasi umum (DAU), dana bagi hasil (DBH), dana alokasi khusus (DAK), fisik, non fisik, dana desa, dan sebagainnya.
“Itu semua memiliki kinerja dan juga tujuan yang perlu kita perbaiki,” ucapnya.
Baca Juga: Jokowi: RAPBN 2020 Prioritaskan untuk Pembangunan SDM
5. Mempertimbangkan ketidakpastian ekonomi
Selanjutnya, dalam membuat RAPBN 2020 pemerintah melakukan antisipasi menghadapi ketidakpastian ekonomi, baik eksternal maupun eksternal.
Dengan mempertimbangkan hal itu lah, pemerintah memproyeksikan pendapatan negara sebesar Rp2221,5 triliun, belanja negara sebesar Rp2528,8 triliun, dengan defisit sebesar 1,75 persen atau Rp307 triliun dalam RAPBN 2020.
“Jadi, defisit kali ini lebih rendah dari tahun lalu yang juga sudah rendah dari RAPBN-nya,” tutupnya.
Baca Juga: Isi 6 Kebijakan dan Inisiatif dalam RAPBN 2020