Kajian Skema Klaster BUMN Manufaktur akan Rampung Tahun Ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Erick Thohir berencana untuk membuat klaster manufaktur bagi perusahaan BUMN yang fokus di sektor manufaktur. Erick mengatakan PT Barata Indnesia akan menjadi koordinator BUMN sektor itu.
Direktur Utama perseoran Fajar Harry Sampurno menuturkan, pihaknya masih mengkaji seperti apa skema yang akan dilakukan.
"Itu sedang dikaji. Mungkin dalam waktu dekat akan diumumkan oleh Kementerian BUMN, bentuknya seperti apa," ungkapnya di Jakarta pada Jumat (21/2).
Lalu, skema apa yang dipilih untuk klaster BUMN di sektor tersebut?
1. Ada tiga skema yang bisa dipilih oleh Kementerian BUMN
Adapun skema yang mungkin dilakukan yakni melakukan holding, marger atau likuidasi.
"Iya, jadi itu bisa dilebur, bisa juga dijadikan holding kajiannya," ujarnya.
Pihaknya menargetkan kajian tersebut akan selesai pada tahun ini. "Kalau bisa sekalian pembentukannya juga (kajiannya selesai)," ujar Fajar.
Baca Juga: Kementerian BUMN Duga Ada Saham Gorengan di Jiwasraya
2. Skema dibuat untuk menyehatkan industri manufaktur
Editor’s picks
Fajar juga mengatakan, rencana Erick Thohir tersebut bertujuan untuk menyehatkan industri manufaktur secara keseluruhan.
"Sekaligus menyehatkan perusahaan-perusahaan tersebut," ungkapnya.
Keenam perusahaan yang mendapat penugasan tersebut yakni:
1. PT Barata Indonesia
2. PT Boma Bisma Indra
3. PT Dok dan Perkapalan Surabaya
4. PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari
5. PT Industri Kereta Api
6. PT Industri Kapal Indonesia
3. Klaster industri akan memproduksi kapal, turbin dan alat berat
Sebelumnya diberitakan klaster industri ini akan memproduksi kapal, turbin, dan alat berat lainnya. Namun, produksi tetap dilakukan di masing-masing BUMN.
"Ada yang enam perusahaan itu, dari Sabang sampai Ambon. Mulai dari Sabang, Ambon, Makassar, Bitung, Manado. Ada di 17 lokasi," ujar Fajar.
Kementerian BUMN telah memulai kajian mengenai skema itu sejak Desember tahun lalu. Kajian itu meliputi untung rugi masing-masing skema bagi industri manufaktur secara keseluruhan maupun masing-masing perusahaan.
Baca Juga: [BREAKING] Stafsus Menteri BUMN: Deputi yang Dicopot Dialihkan ke BUMN