Sentimen Eksternal Bikin Rupiah Loyo Terhadap Dolar Hari Ini

Semoga segera stabil

Jakarta, IDN Times - Nlai tukar rupiah terhadap dolar AS, ditutup melemah 12 poin atau 0,09 persen menjadi Rp14.043 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.031 per dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pemicu melemahnya rupiah terhadap dolar ialah karena The Fed menurunkan suku bunga acuannya seperti yang diharapkan oleh pelaku pasar.

"Federal Reserve AS memangkas suku bunga dana acuan sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 1,5 persen hingga 1,75 persen, seperti yang diharapkan," katanya kepada IDN Times, Kamis (31/10).

1. The Fed beri sinyal tidak akan memangkas suku bunga acuan

Sentimen Eksternal Bikin Rupiah Loyo Terhadap Dolar Hari IniANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Sentimen lain yang membuat rupiah melemah, menurutnya, karena The Fed memberi sinyal bahwa mereka akan menghentikan pemangkasan suku bunga di masa mendatang.

"Bank sentral mengisyaratkan bahwa mereka mungkin menghentikan rencana kenaikan suku bunga di masa depan," ucapnya.

Baca Juga: Tok, Bank Indonesia Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan!

2. Rilis data ekonomi Tiongkok bikin dolar menguat

Sentimen Eksternal Bikin Rupiah Loyo Terhadap Dolar Hari IniANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Menurutnya, rilis data ekonomi Tiongkok yang mengecewakan juga menjadi sentimen dolar menguat sehingga rupiah melemah pada sore ini. Data manufacturing PMI versi resmi pemerintah Tiongkok periode Oktober 2019 berada di level 49,3, lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar sebesar 49,8.

"Manufaktur membukukan ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sementara angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi. Kontraksi aktivitas manufaktur Tiongkok di Oktober menandai kontraksi selama enam bulan beruntun," ucapnya.

3. Kondisi domestik masih bisa kalahkan dolar

Sentimen Eksternal Bikin Rupiah Loyo Terhadap Dolar Hari IniIDN Times / Auriga Agustina

Sementara, menurut Ibrahim, kondisi domestik Indonesia masih mampu menangkis tekanan yang kuat dari eksternal, sehingga nilai tukar rupiah dapat kembali stabil.

"Bank Indonesia lebih kuat untuk menangkisnya dan terus ikut menjaga menstabilkan mata uang garuda dengan terus agresif," ujarnya.

Baca Juga: BI Catat Rupiah Menguat 2,50 Persen Sejak Awal Tahun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya