Wah, Bank Indonesia Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) 25 basis poin (bps) menjadi 5,50 persen pada bulan ini.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tangal 21 Agustus hingga 22 Agustus memutuskan untuk menurunkan BI 7DRRR sebesar 25 basis poin (bps)" ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Kompleks Gedung BI, Kamis (22/6).
Demikian juga suku bunga deposit facility turun 25 bps menjadi 4,75 persen sedangkan suku bunga lending facility juga turun sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.
Baca Juga: BCA Memprediksi BI Tak Naikan Suku Bunga pada Agustus
1. Ini pertimbangan BI menurunkan suku bunga acuan
Perry mengatakan BI kembali melonggarkan suku bunga karena beberapa pertimbangan di antaranya, masih rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran yakni sebesar 2,5 - 3,5 persen ±1.
Alasan lainnya, imbal hasil investasi aset keuangan domestik sehingga mendukung stabilitas eksternal tetap menarik. Selain itu, penurunan ini juga sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan dari dampak perlambatan ekonomi global.
2. Strategi operasi moneter tetap diarahkan
Menurut Perry, strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi pasar uang. Sehingga, dapat memperkuat transmisi kebijakan moneter yang akomodatif.
"Kebijakan makro-prudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian, termasuk pembiayaan ramah lingkungan. Kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan juga terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi," tambahnya.
3. BI akan melanjutkan bauran kebijakan yang akomodatif
Ke depan, Bank Indonesia akan melanjutkan bauran kebijakan yang akomodatif sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi, terjaganya stabilitas eksternal, dan perlunya terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.
"Koordinasi Bank Indonesia dengan Pemerintah dan otoritas terkait terus diperkuat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA)," ucapnya.
Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Turun, Nilai Inflasi Terkendali