Suku Bunga Acuan BI Turun, Nilai Inflasi Terkendali 

Kebijakan dari hulu ke hilir perlu dikedepankan

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada bulan Juli 2019. Penurunan tersebut dinilai berdampak positif pada perekonomian nasional, salah satunya nilai inflasi yang terkendali. Sebelumnya, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan (Bank Indonesia repo rate) di level 6.00 persen selama delapan bulan, terhitung sejak 15 November 2018.

"Bank Indonesia berupaya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dalam negeri di tengah ketidakpastian pasar uang di tingkat global beberapa waktu belakangan. Itu adalah imbas dari meningkatnya tensi perdagangan global," kata Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan dalam keterangan tertulis, Senin (29/7).

1. Perlu koordinasi antara BI dengan pemerintah

Suku Bunga Acuan BI Turun, Nilai Inflasi Terkendali IDN Times/Mela Hapsari

Pingkan mengatakan, kebijakan penurunan tingkat suku bunga acuan ditempuh dengan mengacu pada prakiraan inflasi yang masih tergolong rendah dan terkendali di level 3, 28 persen (year on year) pada semester pertama tahun ini. Langkah yang mendapat respons positif dari pemerintah diharapkan dapat kembali dilakukan BI kalau perekonomian dalam negeri terus berangsur membaik.

“Koordinasi di antara BI selaku bank sentral dengan pemerintah di segala lapisan menjadi krusial dalam mengendalikan pertumbuhan inflasi. Hal ini didukung dengan sinergi dalam kebijakan utama yang dicanangkan bersama dengan mengedepankan 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta koordinasi dan komunikasi yang efektif,” jelas Pingkan.

Baca Juga: Suku Bunga Dipangkas, Ini Saham yang Menarik Diperdagangkan

2. Inflasi harus dijaga agar tetap berada di level rendah

Suku Bunga Acuan BI Turun, Nilai Inflasi Terkendali (Ilustrasi) IDN Times/Rochmanudin

Keempat poin kebijakan tersebut, kata Pingkan, dapat membantu pemerintah menjaga tingkat inflasi tetap berada pada level rendah. Menurut dia, stabilitas dan rendahnya tingkat inflasi suatu negara berperan penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

"Langkah yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam upaya menjaga stabilitas inflasi ini dirasa tepat sasaran. Sebab, karakteristik inflasi Indonesia masih dipengaruhi oleh sisi penawaran yang bersinggungan dengan faktor gangguan produksi, distribusi serta kebijakan pemerintah terkait," katanya.

3. Stabilitas harga pangan perlu dijaga

Suku Bunga Acuan BI Turun, Nilai Inflasi Terkendali (Ilustrasi uang) IDN Times/Sukma Shakti

Pingkan mengatakan, hal yang patut mendapat perhatian ekstra dari pemerintah ialah menjaga stabilitas harga pangan. Sebab, saat ini kemarau panjang melanda sebagian besar wilayah Indonesia.

"Kerugian atas gagal panen di sejumlah daerah berisiko pada meningkatnya harga komoditas yang beredar di pasaran,” tambahnya.

4. Kebijakan dari hulu ke hilir perlu dikedepankan

Suku Bunga Acuan BI Turun, Nilai Inflasi Terkendali Ilustrasi (IDN Times/Mela Hapsari)

Oleh sebab itu, pemerintah perlu mengedepankan kebijakan 4K dari hulu hingga ke hilir. Selain itu, ada terobosan kerja sama antara pemerintah di segala lapisan, termasuk membuka peluang kerja sama yang melibatkan sektor swasta. Hal itu berguna untuk meminimalisasi gangguan produksi dan meningkatkan penetrasi distribusi.

"Diharapkan pemerintah dapat merealisasikan target tersebut. Pangan atau kelompok bahan makanan menjadi salah satu dari tujuh kelompok utama yang mempengaruhi inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) selain kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar; kelompok sandang; kelompok kesehatan; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga; serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan," tuturnya.

Baca Juga: Hore! Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya