Awal Pekan, Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp14.270 per Dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah hari ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (7/6/2021).
Melansir Bloomberg, pada pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka menguat 25 poin atau 0,17 persen terhadap dolar AS ke level Rp14.270.
Adapun, sebelumnya pada penutupan perdagangan Jumat (4/6/2021) sore, kurs rupiah ditutup melemah 10 poin pada level Rp14.295 per dolar AS.
1. Pergerakan rupiah berpotensi menguat hari ini

Kurs rupiah terhadap dolar AS memiliki potensi menguat sepanjang hari ini.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyampaikan bahwa salah satu hal yang mendukung potensi tersebut adalah mulai meredanya kekhawatiran pasar terhadap upaya pengetatan kebijakan moneter Bank Sentral AS atau The Fed yang lebih cepat.
"Akhir pekan lalu, data tenaga kerja AS, Non Farm Payrolls bulan Mei dirilis di bawah ekspektasi pasar. Hasil ini melegakan pelaku pasar terhadap kemungkinan The Fed akan melakukan tapering atau pengetatan moneter yang lebih cepat," kata Ariston, kepada IDN Times, Senin pagi.
Adapun, tapering tersebut bisa dilakukan oleh The Fed dengan merujuk pada dua indikator, yakni inflasi di atas dua persen dan data tenaga kerja.
Untuk saat ini, tingkat inflasi AS sudah berada pada level di atas dua persen lantaran membanjirnya likuiditas akibat stimulus besar di AS. Kendati demikian, The Fed melihat hal itu belum menjadi alasan pihaknya melakukan pengetatan kebijakan moneter alias tapering.
"Tapi The Fed beralasan bahwa inflasi itu hanya sementara. The Fed melihat angka pekerjaan di AS belum kembali seperti sebelum pandemik sehingga belum ada alasan cukup untuk memperketat kebijakannya saat ini," sambung Ariston.
2. Penguatan rupiah juga disebabkan menurunnya yield obligasi AS tenor 10 tahun

Menurunnya ekspektasi pasar akibat tapering yang belum akan dilakukan The Fed membuat yield obligasi tenor 10 tahun pemerintah AS ikut turun. Dengan demikian, potensi penguatan rupiah pada hari ini semakin terbuka lebar.
"Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun pun menurun karena ekspektasi di atas. Yield berhasil turun ke bawah 1,60 persen dan sekarang di kisaran 1,57 persen," imbuh Ariston.
3. Proyeksi pergerakan rupiah pada akhir perdagangan sore nanti

Atas dasar hal-hal tersebut, maka Ariston memprediksi bahwa kurs rupiah terhadap dolar AS bakal ditutup menguat pada penutupan sore nanti.
"Rupiah berpotensi bergerak menguat ke arah Rp14.250 dengan potensi pelemahan di kisaran Rp14.300," ujarnya.