Bahlil Tegaskan Stok BBM dan LPG Jelang Nataru Aman

- Bahlil memastikan stok BBM dan LPG aman jelang Nataru 2025/2026.
- Anggaran subsidi listrik 2025 mencapai Rp210 triliun, laporan terkait listrik desa, dan update penanganan bencana.
- 50 desa di Sumatra Utara belum teraliri listrik, kondisi kelistrikan di Aceh mulai pulih setelah bencana.
Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia memastikan ketersediaan stok bahan bakar minyak (BBM) dan LPG dalam kondisi aman jelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
Dalam laporannya ke Presiden Prabowo Subianto, Bahlil menyebutkan stok bensin secara umum tersedia hingga 18 hari. Rinciannya bensin subsidi RON 90 memiliki ketahanan 18 hari, RON 92 22 hari, RON 95 28 hari, dan solar berada pada kisaran 15-17 hari, serta LPG 14 hari.
"Jadi ini semua masih dalam koridor stok standar minimum nasional. Jadi kalau kita untuk Nataru, InshaAllah aman. Sekalipun kita kena di persoalan di bencana," kata Bahlil, Senin (15/12/2025).
1. Anggaran subsidi listrik 2025 sentuh Rp210 triliun

Bahlil pun turut melaporan kondisi subsidi listrik sampai saat ini. Total anggaran subsidi dan kompensasi listrik untuk 2025 diperkirakan mencapai sekitar Rp210 triliun yang mencakup 24 golongan bersubsidi dan 13 golongan penerima kompensasi.
Bahlil mengatakan, angka tersebut sudah termasuk sekitar Rp12 triliun yang digunakan untuk membayarkan diskon listrik pada Maret-Mei.
"Ini masih on the track, belum ada perubahan anggaran tambahan, masih sesuai dalam batasan APBN," kata dia.
2. Laporan terkait listrik desa

Selain itu, Bahlil juga melaporkan perkembangan listrik desa atau lisdes. Menurut Bahlil, ada 50 desa di 4 kabupaten di Sumatra Utara yang belum teraliri listrik dan hal itu bukan hanya karena banjir, tetapi memang belum teraliri listrik sampai sekarang.
"Jadi kami ini akumulasi dari 5.700 desa yang belum ada listrik, 4.400 dusun. Kami menyarankan agar bisa kita lakukan program sampai dengan 2029 agar semua desa di Indonesia ini bisa dilistriki sekaligus menunjang program tentang sekolah-sekolah yang berbasis teknologi," tutur Bahlil.
3. Update penanganan bencana

Sementara itu terkait penanganan bencana, Bahlil menyampaikan kondisi kelistrikan di Aceh mulai pulih. Dari total kapasitas pembangkit sebesar 110 megawatt (MW) di Banda Aceh, sekitar 60 MW sudah tersalurkan yang sebagian datang lewat dukungan genset.
Di sisi lain, pemasangan gardu induk telah mencapai 80–90 persen dan ditargetkan kelar dalam waktu dekat agar sistem transmisi Sumatea kembali terhubung normal.
“Tapi mungkin sekitar minggu-minggu ini, paling lambat Rabu atau Kamis, baru bisa jadi semua. Kalau ini jadi maka aliran listrik dari Arun, Bireuen, itu baru bisa masuk secara normal dan transmisi untuk jalur Sumatera itu sudah bisa connect,” ujar Bahlil.
Kendati begitu, Bahlil mengakui belum semua desa bisa teraliri listrik pascabencana. Hal itu lantaran sebagian desa masih terkendala infrastruktur yang rusak parah dan juga masih ada desa tergenang banjir.
"Ada sebagian desa yang memang masih banjir, masih ada air. Kalau ini kita paksakan untuk dialiri listrik, itu akan berdampak pada kecelakaan di masyarakat," kata Bahlil.

















