Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala the Fed Jerome Powell (YouTube the Fed)
Kepala the Fed Jerome Powell (YouTube the Fed)

Intinya sih...

  • JPMorgan Chase pimpin kenaikan dividen dan pembelian saham.

  • Morgan Stanley dan Goldman Sachs naikkan imbal hasil saham.

  • Reformasi uji ketahanan dan dampaknya bagi perbankan.

Jakarta, IDN Times - Bank-bank besar Amerika Serikat (AS) mengumumkan kenaikan dividen kuartal ketiga dan program pembelian kembali saham setelah lolos uji ketahanan tahunan Federal Reserve. Tes ini memastikan kesiapan modal lembaga keuangan dalam menghadapi krisis seperti resesi, lonjakan pengangguran, dan gejolak pasar.

Sebanyak 22 bank mencatat rasio modal inti tier 1 (CET1) rata-rata 11,6 persen, jauh di atas batas minimum 4,5 persen yang ditetapkan regulator. Keberhasilan ini membuka jalan bagi peningkatan pengembalian modal kepada pemegang saham.

1. JPMorgan Chase pimpin kenaikan dividen dan pembelian saham

JPMorgan Chase menaikkan dividen dari 1,40 dolar AS (Rp22,6 ribu) menjadi 1,50 dolar AS (Rp24,2 ribu) per saham dan mengumumkan program pembelian kembali saham senilai 50 miliar dolar AS (Rp809,5 triliun) yang berlaku segera tanpa batas waktu.

“Kenaikan dividen ini mencerminkan kinerja keuangan kami yang kuat dan berkelanjutan,” kata CEO JPMorgan, Jamie Dimon, dikutip dari Reuters.

Bank ini mencatat rasio CET1 di atas 10 persen, mencerminkan ketahanan menghadapi skenario resesi global, termasuk penurunan nilai properti komersial sebesar 30 persen dan rumah tinggal 33 persen. Analis memperkirakan potensi pembelian saham yang lebih agresif dalam 12 bulan ke depan, melansir CNBC.

2. Morgan Stanley dan Goldman Sachs naikkan imbal hasil saham

Morgan Stanley menaikkan dividen dari 85 sen (Rp13,7 ribu) menjadi 1 dolar AS (Rp16,1 ribu) per saham dan menyetujui pembelian kembali saham senilai 20 miliar dolar AS (Rp323,8 triliun) tanpa tenggat waktu.
“Kenaikan ini mencerminkan ketahanan model bisnis kami,” ujar CEO Morgan Stanley, Ted Pick, dilansir Banking Dive.

Goldman Sachs juga menaikkan dividen dari 2,75 dolar AS (Rp44,4 ribu) menjadi 3 dolar AS (Rp48,5 ribu) per saham. Meski demikian, CEO David Solomon menyebut stress capital buffer (SCB) sebesar 6,4 persen yang ditetapkan Fed tidak sepenuhnya mencerminkan arah strategis perusahaan.

Uji tahun ini, yang mengasumsikan lonjakan pengangguran hingga 10 persen, menunjukkan Goldman tetap mampu menjaga modal di atas ambang batas, dikutip dari Bloomberg.

3. Reformasi uji ketahanan dan dampaknya bagi perbankan

Federal Reserve tengah mengusulkan reformasi metode uji ketahanan dengan menghitung rata-rata hasil dua tahun guna mengurangi volatilitas. Jika diterapkan, penggabungan hasil 2024 dan 2025 akan mengharuskan bank menyimpan lebih banyak modal.

“Reformasi ini diharapkan menciptakan lingkungan perencanaan modal yang lebih stabil,” kata analis Jefferies.

Meskipun uji tahun ini dinilai lebih ringan dibanding 2024, bank-bank besar tetap menunjukkan kesiapan menghadapi ketidakpastian ekonomi, termasuk risiko dari sektor properti komersial.

“Hasil positif ini memperkuat keyakinan investor bahwa bank tetap mampu menyalurkan kredit dan meningkatkan dividen di tengah krisis,” ujar analis RBC Capital Markets, dikutip dari Nasdaq.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team