Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bantah IMF, Istana Klaim Angka Pengangguran Turun

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi mengklaim jumlah pengangguran terbuka di Indonesia turun dari 4,82% menjadi 4,76% pada Februari 2025.
  • Hasan menampik pernyataan IMF yang menyebutkan angka pengangguran di Indonesia mencapai 5% hingga April 2025 dan menempati urutan kedua terbanyak di Asia.
  • Data BPS menunjukkan angka pekerja penuh waktu naik dari 65,6% jadi 66,2%, meski ada indikator pemutusan hubungan kerja (PHK).

Jakarta, IDN Times - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi mengklaim jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mengalami penurunan. Dia juga menyebut lapangan pekerjaan juga tumbuh lebih banyak. Hasan mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan, tingkat pengangguran terbuka turun dari 4,82 persen menjadi 4,76 persen pada Februari 2025.

Pernyataan Hasan itu sekaligus menampik pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebutkan angka pengangguran di Indonesia mencapai 5 persen hingga April 2025 dan menempati urutan kedua terbanyak di kawasan Asia. 

"Kalau menurut data dari BPS terbaru, angka pengangguran terbuka justru turun. Bulan ini, sampai bulan ini justru angka pengangguran terbuka itu turun dari 4,8 ke 4,7. 4,82 ke 4,76. Itu artinya angka pengangguran orang-orang yang benar-benar nganggur itu turun," ujar Hasan di kantornya, Selasa (3/6/2025).

Selain itu, Hasan juga menyatakan, angka pekerja penuh waktu juga mengalami peningkatan. Data BPS menunjukkan, angka pekerja penuh waktu naik dari 65,6 persen jadi 66,2 persen.

1. Istana akui indikator yang menunjukkan PHK

Para pencari kerja menyerbu job fair yang digelar Disnakertrans NTB dengan melibatkan 53 perusahaan membuka 2.127 loker, Rabu (21/8/2024). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Di sisi lain, Hasan mengakui terdapat beberapa indikator yang menggambarkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). Meski begitu, penciptaan lapangan kerja diklaim Hasan lebih banyak di tengah pengangguran absolut yang bertambah sekitar 83 ribu orang.

"Tapi ini juga tidak hanya karena orang PHK, tapi juga naiknya orang-orang di usia angkatan kerja. Tiba-tiba dari anak sekolah, selesai sekolah, jadi angkatan kerja baru kan, belum dapat kerja. Jadi itu yang disebut dengan pengangguran absolut, jumlahnya bertambah 83 ribu karena ada usia-usia yang masuk ke dalam usia kerja," tutur Hasan.

2. Indikator jumlah pengangguran di Indonesia cukup baik

Magetan Job Market Fair 2024 diikuti oleh 52 perusahaan yang menawarkan lebih dari 3500 lowongan kerja. Namun, hanya sedikit pencari kerja yang berhasil diterima. IDN Times/ Riyanto.

Lebih lanjut Hasan menjelaskan, indikator jumlah pengangguran di Indonesia masih cukup baik sehingga menimbulkan optimisme lebih dalam menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak di tengah ketidakpastian global.

Hasan pun menambahkan, optimisme itu semakin ditambah dengan lima stimulus yang dirilis pemerintah guna meningkatkan daya beli masyarakat.

"Jadi sejauh ini, indikator-indikator yang seperti ini, kita masih cukup baik dan masih cukup untuk membuat bangsa kita optimis dan ke depan tentu pemerintah akan mengluarkan berbagai kebijakan-kebijakan," ujar Hasan.

3. Proyeksi IMF

ilustrasi pengangguran (pexels.com/Ron Lach)

Sebelumnya diberitakan, IMF memproyeksikan tingkat pengangguran Indonesia mencapai 5,0 persen pada 2025, menjadikannya yang terbesar kedua di Asia.

Indonesia hanya di bawah China yang diprediksi tetap di angka 5,1 persen. Proyeksi IMF menempatkan Indonesia di atas India (4,9 persen), Filipina (4,5 persen), dan sejumlah negara Asia lainnya yang memiliki tingkat pengangguran lebih rendah.

IMF mencatat tingkat pengangguran Indonesia sebesar 4,9 persen pada 2024. Angka itu diperkirakan naik menjadi 5 persen pada 2025 dan mencapai 5,1 persen pada 2026.

"Ya analisis dari lembaga-lembaga seperti IMF tentu jadi masukan yang sangat penting bagi pemerintah untuk antisipasi, untuk menjaga supaya kita tetap baik ekonominya, menjaga supaya pertumbuhannya juga lebih baik lagi. Ini masukanlah," kata Hasan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Jumawan Syahrudin
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us