Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dirut Pertamina Nicke Widyawati Site Visit RDMP Kilang Balikpapan (8/1/2022). (IDN Times/Uni Lubis)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menyayangkan respons masyarakat yang hanya meributkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 92 alias Pertamax.

Padahal, kata Nicke, perusahaan lain yang notabenenya kompetitor Pertamina juga menaikkan harga BBM jenis tersebut dengan harga lebih mahal.

"Perusahaan lain, kompetitor Pertamina naik Rp16 ribu pada ribut gak? Sama lho RON 92," ucap Nicke, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (6/4/2022).

1. Kenaikan harga Pertamax tidak sebesar perusahaan lain

pengisian bahan bakar minyak jenis Pertamax dan Pertamax Turbo di SPBU . IDNTimes/Holy Kartika

Nicke pun menjelaskan, kenaikan harga Pertamax yang dilakukan Pertamina tidak sebesar perusahaan lain atau kompetitor mereka.

Menurut Nicke, hal itu terjadi karena BBM Pertamina disubsidi oleh pemerintah. Subsidi itu berlaku untuk Solar, Pertalite, dan juga Pertamax.

Untuk Solar, subsidi pemerintah sebesar Rp7.800 per liter. Kemudian Pertalite disubsidi antara Rp4.000 hingga Rp4.500 per liter.

"Seluruh perusahaan di Indonesia menaikkan malah harganya lebih tinggi. Perusahaan lain naiknya Rp16 ribu, Pertamina naiknya Rp12.500 dan untuk itu Pertamina mensubsidi Rp3.500 per liter karena kita BUMN, kita memahami kesulitan masyarakat, tetapi tidak bisa juga menanggung seluruhnya karena Pertamina badan usaha. Semua juga mengharapkan Pertamina untung kan, ada dividen jadi mohon dipahami," tutur Nicke.

2. Kenaikan harga BBM tidak hanya terjadi di Indonesia

Editorial Team

Tonton lebih seru di